30 Januari 2015

GOWES COBAN SELO LAPIS WONOSALAM JOMBANG

Gobar BMC edisi kali ini adalah explore rute Coban Selo Lapis Wonosalam yang dilaksanakan pada hari Minggu 18 Januari 2015 diikuti oleh 13 peserta terdiri atas : 6 Orang dari DPP, 3 Orang dari DPC Sidoarjo, 2 Orang dari DPC Menganti, seorang dari DPC Sumur Welut yaitu Penulis sendiri dan seorang anggota baru (DPC Sidoarjo), sebenarnya rencana awal diputuskan ambil track Enduro Gravity atau Perosotan dari lereng Gunung Kukus menuju Seloringgit makanya sehari sebelumnya yaitu Sabtu 17 Januari 2015 kepala Pusat BMC (DPP) melakukan survey track dan didapatkan track prosotan menantang dikaki Gunung Kukus yang bersebelahan dengan Bukit Selo Ringgit namun karena hujan yang terus menerus sedari siang selepas survey sampai menjelang malam menyebabkan sepanjang lintasan track menjadi licin, tidak gowesable dan membahajakan peserta Gobar maka sebagai alternatif adalah Jalur Onroad dari Markas DPP hingga lokasi Coban Selo Lapis sejauh 25 Km.



Sebenarnya total jarak yang kami tempuh dalam Gobar Coban Selo Lapis ini adalah 40 Km, diawali dari starting point di Markas Pusat BMC di desa Bogem kec. Diwek sampai dengan Lokasi Coban Selo Lapis dusun Mendiro desa Panglungan kec Wonosalam kemudian balik lagi hingga loading point di Warkal (Warung Pinggir Kali) Ngrimbi Wonosalam.
kontur lintasan dari Start awal hingga Warkal (Jalur keberangkatan) sejauh 10 Km adalah flat mendatar dominan onroad beraspal sehingga peserta tidak banyak mengalami kendala maupun keluhan dan relatif cepat hanya memerlukan waktu 45 menit, kemudian dilanjut dengan uphill mulai dari Warkal desa Ngrimbi hingga lokasi Coban Selo Lapis sejauh 15 Km dengan kontur jalan yang menanjak seakan tiada habisnya dan dominan beraspal namun sesekali makadam disaat menjelang pintu masuk Coban Selo Lapis, dietape ini kami lalui dengan menghabiskan waktu selama 3 jam 10 menit dan cuaca saat itu sesekali Matahari menyinari dengan agak terik dan sebagian besar cuaca mendung maklum karena awan Cummulunimbus (CB) saat itu lagi menutupi hampir seluruh langit Jawa Timur (menurut info BMKG) .


Di Etape tanjakan ini banyak peserta gobar yang kedodoran, diantaranya : Om Moh. Subekhan, Om Juz Indra, Cak Mart, Om Radha (member baru dg sepeda AM baru Spec Enduro ) bahkan Seketjend juga terlihat ngos ngosan di barisan akhir dalam menapak tanjakan menuju Selo Lapis, berikut ini kita akan bahas Gowes performance peserta yang kedodoran, kita mulai di edisi ini 2 peserta “bersaudara” yaitu Om Subekhan dan Om Indra.


Dua “bersaudara” dalam etape tanjakan ini (Warkal – Coban Selo Lapis) selalu berada di barisan belakang dan tertinggal jauh oleh peserta lain, ketika peserta lain beristirahat  mereka berdua masih belom kelihatan dan saat mereka sampai di tempat istirahat peserta lainnya sudah keburu melanjutkan perjalanan, melihat kemampuan phisik yang kedodoran —maklum mereka masuk golongan overweight— Team Penyapu Ranjau menawarinya dengan evac naik Triton.
Pada awalnya Om Subekhan dan Om Indra begitu “Jaim” merespon tawaran itu dengan alasan menjaga Almamater katanya,  memang mereka berdua dulunya pernah kuliah di Perguruan yang sama dan keduanya juga mengambil disiplin ilmu yang sama yaitu “Ilmu Gugon”, namun sebenarnya tidak ada kaitan antara nama Almamater apalagi Ilmu Gugonnya itu dengan Gobar kali ini, dan akhirnya dengan berbahagia dan gembira —dengan mempertimbangkan jarak perjalanan masih panjang serta kondisi pisik yang tidak memungkinkan— menerima tawaran evac Triton, dengan menutup muka tentunya mereka menaikkan sepedanya ke Bak Belakang……. Wkwkwkwkwk.


Antara Om Subekhan dan Om Indra sebenarnya ada persaingan meski keduanya masih “bersaudara”, persaingan adu kuat tanjakan….., keren sekali khan persaingan mereka…!!!, kalo diterjemahkan kedalam bahasa yang lebih sederhana dan mengena, mereka bersaing  adu Dengkul…, seperti Comment yang selalu ada dalam akun FB Grup Sepeda Indonesia: “yang penting Dengkulnya Om”…... wekekek..kekekekek…..
Sewaktu start di DPP keduanya saling menyindir dan saling memprovokasi akan kelebihan diri dan kelemahan pesaing dalam pergowesan, lho katanya “bersaudara” koq malah saling begituan…?, barangkali itu yang menjadi pertanyaan dari pembaca… itulah uniknya persaudaraan di BMC meski bersaudara namun persaingan masih tetep berlaku, kenapa mereka berdua disebut “bersaudara”…?, disamping mereka satu almamater dan punya penampakan bodi yang hampir sama yaitu dengan weight > 100 Kgs, juga karena dalam setiap event Gobar mereka selalu saling menanyakan keikutsertaannya  satu sama lain kalau salah satunya sudah menyatakan absen maka yang satunya lagi bisa dipastikan absen juga.


Barisan depan Gobar Coban Selo Lapis sampai di Pintu Gerbang lokasi wisata Selo Lapis tepat jam 10:58 setelah menunggu teman lainnya sampai lengkap lalu berfoto ria bersama di depan Gate kemudian meluncur masuk ke area wisata dan langsung menyerbu satu satunya warung yang ada disitu (karena warung lainnya masih dalam pembangunan) dengan merasakan kesegaran Es Beras Kentjur dilanjut makan siang dengan menu Nasi Jagung (Ampok) sayur Lodeh Rebung muda, Urap urap serta Lauk Ikan Asin.


Setelah puas merasakan kuliner sebagian peserta gobar ingin melihat lihat Air Terjun Selo Lapis, berjalan kaki menuruni tebing berkelok kelok melalui anak tangga yang masih alami dari Tanah Vulkanik dengan penyekat dari batang Bambu, pengunjung harus extra hati hati karena bila hujan akan menjadi agak licin dan rawan erosi, anak tangga tanah vulkanik berpasir itu bisa tergerus air sehingga tinggal batang bambu penyekatnya sahaja dan disepanjang lintasan tangga ini disediakan Tongkat Bambu oleh Pengelola untuk membantu pengunjung baik yang menuruni maupun kembali menaiki anak tangga.


Rasa lelah selama Gobar dan menuruni anak tangga, akan terbayarkan dengan keindahan tebing bebatuan dan air terjun setinggi 15 meter, sesuai dengan namanya Selo yang diambil dari bahasa jawa yang berarti batu dan Lapis yang artinya susunan atau deretan, bebatuan di Selo Lapis membentuk susunan yang indah dengan perpaduan pepohonan yang tinggi dan rindang seolah menawarkan ketenangan dan kesejukan diiringi alunan gemericik air yang jatuh di bebatuan, Pengunjung pun bisa langsung menikmati tetesan air dari bukit Selo Lapis, airnya yang jernih dan dingin ini bisa untuk membasuh muka setelah perjalanan yang melelahkan menuruni bebukitan, miturut Mantri Hutan Carang Wulung penemu wana wisata Selo Lapis ini adalah salah satu warga Dusun Mendiro saat mencari jamur di tebing dengan ketinggian 15 meter dan saat itu tebing masih tertutup rindangnya pepohonan.



















1 komentar: