11 April 2015

BMC GOES TO HARAMAIN (Part 1 Madinah)

Rabu 11 Maret 2015 adalah dimana hari yang sangat kami nantikan, pada hari itu sesuai Technical Meeting yang diselenggarakan oleh Aminah Tour and Travel di Agis Resto pada Ahad, 8 Maret 2015 atau tiga hari sebelumnya telah ditetapkan sebagai hari keberangkatan Jamaah Umroh ke Tanah Suci dengan Tikum Bandara Juanda Terminal 2 International paling lambat 11.00 sedangkan jadwal pesawat take off menuju Tanah Suci direncanakan pada 14.20 WIB.

Sebagai bagian dari Jamaah Umroh kami dari Team BMC, terdiri atas : Moh. Nasir (Ketum), Moh. Subkhan (Anggota DPP), George Sugeng & Istri (DPC Sumur Welut), Nanang Kiswara (DPC Menganti) dan Sukarno Arjo (DPC Gurah) telah stand by di Terminal 2 Juanda sebelum 11.00 dengan diantara Sanak Saudara maupun Orang Tua masing masing, setelah menunggu beberapa waktu untuk pengurusan Bagasi maka sekitar jam 12.00 semua rombongan dipersilahkan masuk untuk proses boarding, lalu kami team BMC melaksanakan Shalat Dhuhur sekaligus Jamak Qashar Taqdim di Juanda setelah itu langsung menuju antrian pemeriksaan keimigrasian.


Setelah proses keimigrasian clear rombongan menuju landasan pacu terminal 2 namun pesawat yang mengantar kami yaitu Flynas tidak terlihat di Apron dan ternyata setiba kami di landasan pacu sudah menunggu Bus Bandara dan kami dipersilahkan masuk setelah itu berangkatlah Bus Bandara memutar disisi samping Landasan Pacu T2, kami sempat tanda tanya di benak masing masing : lho koq tidak langsung menuju Pesawat yang akan mengantar kami ?, mana pesawatnya koq belum terlihat ?... eh ternyata kami semua dibawa Bus Bandara ke Terminal T1 dan pesawatnya ada di Apron T1 yang dulunya khusus untuk International Flight (paling Ujung Timur).

Tepat pada 14.20 WIB Pesawat Boeing 747-400 (quad-jet) Flynas dengan nomor penerbangan XY #907 (LCC Plus) take off dari Landasan Pacu Bandara Juanda, kondisi cuaca saat itu terlihat sederhana dan sesikit berawan kata crew pesawat dengan berdialek Melayu, karena seat occupancy sekitar 80% sehingga di bagian belakang banyak seat yang kosong maka hal ini dimanfaatkan oleh Passangers untuk duduk lebih santai merebahkan diri di tiga seat yang dijadikan satu atau bahkan dipakai untuk tidur/beristirahat guna mempersiapkan physic, maklum penerbangan akan berlangsung cukup lama sekitar 10 sampai 11 jam sampai di Prince Mohammad Bin Abdulaziz Airport Madinah.


Selama perjalanan panjang ini kami memanfaatkannya dengan melamun dan membayangkan dua tempat suci dan kemegahan Masjidnya dibenak masing masing serta beristirahat agar nantinya badan terasa segar dan selalu fit dalam menjalankan ritual di Tanah Suci, untuk urusan menu makanan maka para Passangers mendapatkan makan sebanyak dua kali yaitu Makan Siang dan Makan Malam dengan menu khas Tanah Air dan sempat terbaca dalam kemasan makanan tersebut adalah produksi Garuda Catering Service.


Tepat pada 21:30 waktu Madinah Alhamdulillah sesuai jadwal pesawat landing dengan mulus di Prince Mohammad Bin Abdulaziz Airport, setelah menunggu Bagasi dan antri clearence keimigrasian di Bandara kami menuju Hotel Al Andalusia tempat menginap selama di Madinah disekitaran Masjid Nabawi dan menurut schedule kami tinggal di Kota Madinah selama 4 hari dengan agenda :
  • ·      Memperbanyak Ibadah di Masjid Nabawi seperti Shalat, Tadarus, I’tikaf, berdoa di Roudhah dan Ziarah Makam Baqi’.
  • ·     City Tour, mengunjungi tempat tempat bersejarah : Masjid Quba, Jabal Uhud, Jabal Magnet, Kebun dan Pasar Kurma dan Masjid Qiblatain.

Selama tinggal di Madinah, satu hal yang membuat kami geleng geleng kepala keheranan adalah perilaku seorang Ketua Rombongan Asal Gresik, dimana setiap jam makan selalu yang pertama sampai di Ruang Makan Hotel baik itu disaat Makan Pagi, Siang ataupun Malam.
Ternyata rahasianya (menurut Ketua Rombongan kami yang pernah memergoki saat ke Toilet mau pipis), kenapa selalu nomor satu padahal jadwal makan menyesuaikan jadwal shalat seperti makan pagi setelah shalat shubuh, makan siang setelah shalat dhuhur dan makan malam setelah shalat isya yang berarti bila dia ikut shalat jamaah di Masjid khan seharusnya makannya bersamaan dengan kami, eits... ternyata dia Shalatnya di Pelataran Masjid sehingga begitu shalat wajib bubar di langsung meloncat ke Ruang Makan tanpa mengikuti shalat janazah ( di Masjid Nabawi setelah melaksanakan shalat wajib selalu dilanjutkan dengan shalat janazah, yaitu warga Medinah maupun Jamaah yang meninggal dan di makamkan di Komplek Pemakaman Baqi'). 

Berikut ini Deskripsi beberapa tempat bersejarah di Madinah dan keutamaannya :

Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW   setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah, Masjid Nabawi dibangun sejak saat-saat pertama Rasulullah SAW   tiba di Madinah, di tempat unta tunggangan Nabi SAW   menghentikan perjalanannya, lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah SAW   untuk dibangunkan masjid dan tempat tinggal.
Awalnya masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m dengan tinggi atap sekitar 3,5 m, Rasulullah SAW   turut serta membangunnya dengan tangannya sendiri bersama-sama dengan para shahabat dan kaum muslimin, tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan tanah sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari batang kurma, sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja dan selama sembilan tahun pertama Masjid ini tanpa penerangan di malam hari, hanya di waktu Isya diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.
Melekat pada salah satu sisi masjid dibangun kediaman Nabi SAW  , tempat tinggal Nabi SAW ini tidak seberapa besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya hanya tentu saja lebih tertutup, selain itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang tidak memiliki rumah, orang-orang ini dikenal sebagai ahlussufah atau para penghuni teras masjid.
Berkali-kali masjid ini direnovasi dan diperluas, renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 29 H, di zaman modern Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun 1372 H perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd pada tahun 1414 H sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m² ditambah dengan lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran masjid yang dapat digunakan untuk salat seluas 135.000 m² sehingga Masjid Nabawi kini dapat menampung kira-kira 535.000 jemaah.

Keutamaan Masjid Nabawi dinyatakan oleh Nabi SAW , sebagaimana diterima dari Jabir ra. (yang artinya):
"Satu kali salat di masjidku ini, lebih besar pahalanya dari seribu kali salat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu kali salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali salat di masjid lainnya." (Riwayat Ahmad, dengan sanad yang sah)
Diterima dari Anas bin Malik bahwa Nabi SAW  bersabda (yang artinya):
"Barangsiapa melakukan salat di mesjidku sebanyak empat puluh kali tanpa luput satu kali salat pun juga, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah ia dari kemunafikan." (Riwayat Ahmad dan Thabrani dengan sanad yang sah)[
Dari Sa’id bin Musaiyab, yang diterimanya dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW  bersabda (yang artinya):
"Tidak perlu disiapkan kendaraan, kecuali buat mengunjungi tiga buah masjid: Masjidil Haram, masjidku ini, dan Masjidil Aqsa." (Riwayat Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)
Berdasarkan hadis-hadis ini maka Kota Medinah dan terutama Masjid Nabawi selalu ramai dikunjungi umat Muslim yang tengah melaksanakan Ibadah Haji atau Umrah sebagai amal sunah.
Beribadah di dalam Masjid Nabawi serasa nikmat sekali, hati merasa tenang dan damai hingga tak terasa waktu rasanya cepat berputar, kami senang berlama lama di dalam Masjid dari Dhuhur hingga Isya baik itu melakukan shalat dan tadarus maupun sekedar bercengkerama dan mengamati lalu lalang jamaah maupun melihat lihat keunikan arsitektur Masjid dengan dinding, atap, lantai dan ratusan pilarnya yang terbuat dari material kualitas prima.

Roudhah

Adalah Taman Surga, suatu tempat yang merupakan bagian dari Masjidi Nabawi terletak di antara Mimbar dan Makam Rasulullah SAW   yang dulunya adalah Rumah beliau, Rasulullah SAW  dimakamkan di tempat meninggalnya yakni di tempat yang dahulunya adalah kamar Ummul Mukminin Aisyah RA isteri Nabi SAW, kemudian berturut-turut dimakamkan pula dua shahabat terdekatnya di tempat yang sama, yakni Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin Khattab, karena perluasan-perluasan Masjid Nabawi ketiga makam itu kini berada di dalam masjid yakni di sudut tenggara (kiri depan) masjid, sedangkan Aisyah dan kebanyakan shahabat yang lain dimakamkan di pemakaman umum Baqi, Penulis berkesempatan Shalat dan berdo’a di Roudhah sebanyak 3 kali selama di Madinah.


Roudhah adalah salah satu tempat Mustajabah dalam memanjatkan do’a makanya tempat ini sangat favorit dan menjadi rebutan bagi para Jamaah Masjid Nabawi terutama pada akhir pekan Saudi yaitu malam Jumat dan Sabtu, bukan hanya rombongan peziarah dari luar Saudi seperti kami tetapi para Mukimin warga Saudi juga mengincar tempat ini untuk beribadah dan memanjatkan do’a.
Dibutuhkan kesabaran tinggi untuk bisa masuk Roudhah pada libur akhir pekan karena antrian yang berdesak desakan dengan orang lain yang secara physik lebih besar dan kuat dari kita namun jangan kuatir dengan keyakinan dan kesabaran hati maka InsyaAllah kita akan bisa masuk Roudhah karena keluar masuknya Jamaah diatur dan dijaga oleh Asykar (semacam Polisi) maupun Petugas Masjid sehingga meski terlihat berebut dan uyel uyelan tapi selama disana saya tak pernah sekalipun mendapati Jamaah yang saling caci maki apalagi baku hantam dalam antrian.
Keutamaan Roudhah dinyatakan oleh Nabi SAW , sebagaimana diterima dari  Abu Hurairah bahwa Nabi SAW  bersabda (yang artinya):
"Tempat yang terletak di antara rumahku dengan mimbarku merupakan suatu taman di antara taman-taman surga, sedang mimbarku itu terletak di atas kolamku." (Riwayat Bukhari)
Bagi Anda yang mempunyai hajat atau keinginan yang belum tercapai berdoalah di Roudhah tersebut, Insya Allah doa Anda akan terkabul, Wallahu a’lam.

Makam Baqi’

Makam Baqi’ adalah pemakaman penduduk Madinah sejak zaman Rasulullah SAW hingga saat ini terletak di sebelah Tenggara Masjid Nabawi, Nabi Muhammad SAW   yang memilih area ini sebagai pemakaman dan As’ad bin Zararah adalah orang pertama yang dimakamkan di pemakaman Baqi dari kalangan Anshar sedang riwayat lain menyebutkan sahabat pertama yang dimakamkan di Baqi adalah Utsman bin Madhun wafat tahun 3 Hijriah.

Di Baqi ini ada makam puteri Nabi SAW  yakni Siti Fatimah, Imam Hassan, Imam Husein meski hanya kepala (cucu Nabi SAW), Imam Jafar Shadiq, Abbas bin Abdullah (paman Nabi SAW), Halimatus Sadiyah (ibu susu Nabi SAW), serta seluruh istri Nabi SAW kecuali Siti Khadijah yang dimakamkan di Mala-Mekkah, putera dan puteri Nabi SAW  pun seluruhnya dimakamkan di sini. Mereka adalah Qasim, Abdullah, Ibrahim, Ruqayyah, Zainab, dan Umi Kaltsum. 

Petugas pemakaman Baqi’ merupakan bagian dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi yang tidak mentolerir ziarah kubur dengan meminta syafaat,  dijauhkan dari musibah yang menimpa, mengusap-usap kuburan, menangis dan pengkultusan yang berlebihan yang mana ini dianggap Syirik dan Bid’ah, untuk menghindari hal yang demikian di depan pintu masuk Baqi ada papan pengumuman dalam beberapa bahasa agar para pengunjung tidak melakukan bid’ah dan kemusyrikan misalnya : memuja-muja kuburan, membawa tanah kuburan atau meminta-minta sesuatu kepada kuburan.


Di tengah-tengah areal pemakaman petugas pemakaman senantiasa memperingatkan pengunjung agar tidak melakukan bid'ah dan kemusyrikan, kalau peziarah berkerumun di suatu kubur yang diduga kuburan Siti Fatimah misalnya maka petugas segera menghalau apalagi kalau jemaah itu berdoa sambil menangis di sisi kuburan.

Masjid Quba

Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW SAW pada tanggal 8 Rabiul Awal 1 Hijriyah. Masjid Quba terletak di luar kota Madinah tepatnya sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Masjid Quba yang saat ini berbeda dengan Masjid Quba pada saat zaman Rasulullah SAW saw dulu, yang saat ini berdiri adalah mesjid yang telah direnovasi dan diperluas pada masa Kerajaan Arab Saudi. Renovasi dan perluasan masjid quba telah menelan biaya sebesar 90 juta riyal dengan daya tampung hingga 20 ribu jamaah. Renovasi dilakukan pada tahun 1986.
Zaman dulu saat dibangun masjid ini berdiri diatas kebun kurma dengan luas 1200 meter persegi, dan saat ini luas mesjid quba sekitar 5.035 meter persegi. masjid ini memiliki 19 pintu dengan 3 pintu utama tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama mesjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar. 


Shalat di masjid Quba memiliki keutamaan sebagaimana Ayat Quran dan Hadits :
"....Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut untukmu sholat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih" (QS At Taubah: 108)

"Ketika pembangunan Masjid ini selesai, Rasulullah SAW Shalallahu 'Alaihi Wassalam mengimami shalat selama 20 hari. Semasa hidupnya, lelaki yang dijuluki Al-Amin ini selalu pergi ke Masjid Quba setiap hari Sabtu, Senin dan Kamis. Setelah Rasulullah SAW Shalallahu 'Alaihi Wassalam wafat, para sahabat menziarahi masjid ini dan melakukan salat di sana."( HR. Bukhori Dan Muslim)

Menurut Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu bin Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhum, ia pernah mendengar Rasulullah SAW Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa yang bersuci di rumahnya, kemudian pergi ke Masjid Quba, lalu ia shalat di dalam masjid quba, maka baginya pahala seperti pahala umrah”.( HR. Tirmdzi)

Jabal Uhud
Jabal atau Gunung Uhud adalah sebuah gunung di utara Madinah dengan ketinggian sekitar 350 meter, Gunung ini adalah lokasi pertempuran kedua antara Muslim dan pasukan Kafir Quraisy, pertempuran Uhud terjadi pada tanggal 23 Maret 625 M.
Gunung Uhud terbentuk dari batu Granit warna merah memanjang dari tenggara ke barat laut dengan panjang tujuh kilometer dan lebar hampir tiga kilometer, Gunung ini adalah gunung terbesar dan tertinggi di Madinah, di kaki gunung bagian selatan terdapat pemakaman para Syuhada Perang Uhud, salah satunya adalah  Hamzah bin Abdul-Muththalib paman dan saudara sepersusuan  Nabi  Muhammad SAW .



Pemerintah Arab Saudi memasang papan penggumuman dalam berbagai bahasa yang mengingatkan peziarah bahwa mengajukan permohonan, meminta agar dijauhkan dari musibah yang menimpa, meminta syafaat, dan meminta keinginan kepada mayat adalah adalah perbuatan syirik besar yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam.
Jamaah juga dilarang mengusap-usap kuburan karena merupakan amalan bid'ah yang diada-adakan dan tidak boleh dilakukan karena dapat membuat seseorang mengarah kepada kesyirikan, dilarang pula mencari berkah dengan mendaki gunung, begitu pula mengambil tanah atau bebatuan dari tempat tersebut.
Disebutkan ziarah disyariatkan untuk dua tujuan, pertama untuk mengucapkan salam kepada ahli kubur dan mendoakan mereka, Kedua untuk mengingatkan diri kepada kehidupan akhirat .

Jabal Magnet

Selain dikenal sebagai kota Nabi SAW, Madinah memiliki panorama alam yang indah dengan deretan perbukitanatau gunung, disamping Jabal Uhud yang terkenal karena sejarah peperangan zaman Rasulullah SAW, ada lagi Jabal Magnet,  Jabal Magnet hanya terkenal dikalangan jamaah haji Indonesia, warga asli Madinah sendiri menyebutnya dengan istilah Manthaqotul Baido (Perkampungan Putih).

Lokasi perbukitan atau gunung ini cukup jauh dari Kota Madinah yakni sekitar 40 kilometer menuju arah Kota Tabuk, jalan dari Kota Madinah menuju kawasan ini juga sudah lebar dan mulus sehingga untuk sampai ke lokasi tidak sampai 45 menit dengan mobil kecil atau bus, pemandangan di kedua sisi jalan menuju kawasan ini juga cukup indah dan menakjubkan, sebelah kanan dan kiri jalan dikelilingi oleh gunung berbatu dan kebun kurma yang membuat gurun menjadi agak menghijau.
Fenomena Jabal Magnet ini bisa dirasakan sepanjang lima kilometer ruas jalan dari ujung aspal sampai pintu masuk ke daerah ini, jalan ini sendiri berakhir di lima deret bukit yang mengelilingi wilayah tersebut, kendaraan yang menuju perbukitan jalannya hanya bisa pelan seolah ada yang menahan, sebaliknya dari arah perbukitan semua kendaraan akan berjalan dengan cepat bahkan bisa lebih dari 100km/jam walau persneling dibebaskan bahkan kendaraan dimatikan pun akan tetap melaju sekencang itu.


Konon, kawasan ini semula akan dijadikan bandara namun ketika sedang dilakukan pembangunan, alat-alat berat yang akan digunakan dalam pembangunan bandara tidak mampu melewati kawasan itu sehingga pemerintah Arab Saudi membatalkan rencana pembangunan itu.
Dari sejumlah informasi menyebutkan, dulunya Jabal Magnet ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang Arab Baduy, saat itu si Arab ini menghentikan mobilnya karena ingin buang air kecil, namun karena sudah kebelet ia mematikan mesin mobil tapi tidak memasang rem tangan, ketika sedang enak-enaknya pipis ia kaget bukan kepalang, mobilnya berjalan sendiri dan makin lama makin kencang, Ia berusaha mengejar tapi tentu saja tidak berhasil karena celana belum sempurna dipakai menghambat pengejarannya dan untungnya mobil tersebut baru berhenti setelah melenceng ke tumpukan pasir di samping jalan.

Pasar dan Kebun Kurma

Terletak di kawasan Awali Madinah, kebun kurma ini hadir bak oase di tengah sengatan panas matahari, memasuki perkebunan ini kita seolah disuguhi sisi lain dari Madinah, sejauh mata memandang terbentang pepohonan kurma dengan batang-batang yang besar dan sebagian telah rimbun pula dengan buah-buahnya yang tampak ranum, gemuruh suara air yang mengalir turut menyegarkan, pemandangan yang menyejukkan itu ternyata berasal dari galian air dengan kedalaman mencapai 200 meter yang akan terus deras mengucur selama 24 jam.


Untuk tumbuh pohon kurma membutuhkan waktu hingga mencapai 100 tahun dan uniknya pohon-pohon kurma itu akan berbuah tiap bulan Ramadhan, dari perkebunan ini kurma-kurma lezat dihasilkan seperti Kurma Ajwa yang kerap disebut Kurma Nabi SAW, Barni, Mozafati, Halawi, hingga Zaghloul, harga yang dipatok pun bervariasi mulai dari 30 riyal hingga yang termahal mencapai 110 riyal, Kurma Ajwa adalah jenis kurma yang jarang berbuah berbeda dengan jenis kurma lain yang cukup rutin dapat dipanen sehingga harganya pun terbilang paling mahal
Produksi kurma tak hanya dari Awali, kurma-kurma juga dipanen dari kawasan Gasim yang berjarak sekitar 400 kilometer dari Madinah serta wilayah Fiqrah berkisar 100 kilometer dari Madinah.

Masjid Qiblatain

Adalah salah satu masjid terkenal di Madinah, Masjid ini mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah, letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.
Sebetulnya pada permulaan Islam, kiblat salat adalah Baitul Maqdis (nama lain Masjidil Aqsha), di Yerusalem atau Palestina, pada tahun ke-2 Hijriah tepatnya saat salat dzuhur di Masjid Bani Salamah hari Senin bulan Rajab turunlah wahyu kepada Nabi Muhammad SAW untuk memindahkan arah kiblat ke Masjidil Haram di Mekah, saat itu Nabi SAW sedang shalat dengan menghadap ke arah Masjidil Aqsha dan salat sudah berjalan dua rakaat,  tiba-tiba turunlah wahyu surat Al Baqarah ayat 144. Surat itu berbunyi:
"Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. (1)
Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.(2)"

Begitu mendapat wahyu, Nabi SAW dan para sahabat pun menghentikan sementara shalatnya dan berbalik 180 derajat ke arah berlawanan, peristiwa perpindahan kiblat itu dilakukan tanpa membatalkan salatnya dan Nabi SAW pun tidak mengulangi dua rakaat yang sudah dijalani sebelumnya.


















1 komentar: