Rabu 11 Maret 2015 adalah dimana
hari yang sangat kami nantikan, pada hari itu sesuai Technical Meeting yang diselenggarakan oleh Aminah Tour and Travel di
Agis Resto pada Ahad, 8 Maret 2015 atau tiga hari sebelumnya telah ditetapkan
sebagai hari keberangkatan Jamaah Umroh ke Tanah Suci dengan Tikum Bandara
Juanda Terminal 2 International paling lambat 11.00 sedangkan jadwal pesawat take off menuju Tanah Suci direncanakan pada
14.20 WIB.
Sebagai bagian dari Jamaah Umroh
kami dari Team BMC, terdiri atas : Moh.
Nasir (Ketum), Moh. Subkhan
(Anggota DPP), George Sugeng & Istri
(DPC Sumur Welut), Nanang Kiswara
(DPC Menganti) dan Sukarno Arjo (DPC
Gurah) telah stand by di Terminal 2 Juanda sebelum 11.00 dengan diantara Sanak
Saudara maupun Orang Tua masing masing, setelah menunggu beberapa waktu untuk
pengurusan Bagasi maka sekitar jam 12.00 semua rombongan dipersilahkan masuk untuk
proses boarding, lalu kami team BMC melaksanakan Shalat Dhuhur sekaligus Jamak
Qashar Taqdim di Juanda setelah itu langsung menuju antrian pemeriksaan
keimigrasian.
Setelah proses keimigrasian clear
rombongan menuju landasan pacu terminal 2 namun pesawat yang mengantar kami yaitu
Flynas tidak terlihat di Apron dan
ternyata setiba kami di landasan pacu sudah menunggu Bus Bandara dan kami
dipersilahkan masuk setelah itu berangkatlah Bus Bandara memutar disisi samping
Landasan Pacu T2, kami sempat tanda tanya di benak masing masing : lho koq
tidak langsung menuju Pesawat yang akan mengantar kami ?, mana pesawatnya koq
belum terlihat ?... eh ternyata kami semua dibawa Bus Bandara ke Terminal T1
dan pesawatnya ada di Apron T1 yang dulunya khusus untuk International Flight (paling
Ujung Timur).
Tepat pada 14.20 WIB Pesawat Boeing
747-400 (quad-jet) Flynas dengan nomor penerbangan XY #907 (LCC Plus) take off
dari Landasan Pacu Bandara Juanda, kondisi cuaca saat itu terlihat sederhana
dan sesikit berawan kata crew pesawat dengan berdialek Melayu, karena seat occupancy
sekitar 80% sehingga di bagian belakang banyak seat yang kosong maka hal ini dimanfaatkan
oleh Passangers untuk duduk lebih santai merebahkan diri di tiga seat yang
dijadikan satu atau bahkan dipakai untuk tidur/beristirahat guna mempersiapkan
physic, maklum penerbangan akan berlangsung cukup lama sekitar 10 sampai 11 jam
sampai di Prince Mohammad Bin Abdulaziz Airport Madinah.
Selama perjalanan panjang ini kami memanfaatkannya dengan melamun dan membayangkan dua tempat suci dan kemegahan Masjidnya dibenak masing masing serta beristirahat agar nantinya badan terasa segar dan selalu fit dalam menjalankan ritual di Tanah Suci, untuk urusan menu makanan maka para Passangers mendapatkan makan sebanyak dua kali yaitu Makan Siang dan Makan Malam dengan menu khas Tanah Air dan sempat terbaca dalam kemasan makanan tersebut adalah produksi Garuda Catering Service.
Tepat pada 21:30 waktu Madinah Alhamdulillah sesuai jadwal pesawat landing dengan mulus di Prince Mohammad
Bin Abdulaziz Airport, setelah menunggu Bagasi dan antri clearence keimigrasian
di Bandara kami menuju Hotel Al Andalusia tempat menginap selama di Madinah
disekitaran Masjid Nabawi dan menurut schedule
kami tinggal di Kota Madinah selama 4 hari dengan agenda :
- · Memperbanyak Ibadah di Masjid Nabawi seperti Shalat, Tadarus, I’tikaf, berdoa di Roudhah dan Ziarah Makam Baqi’.
- · City Tour, mengunjungi tempat tempat bersejarah : Masjid Quba, Jabal Uhud, Jabal Magnet, Kebun dan Pasar Kurma dan Masjid Qiblatain.
Selama tinggal di Madinah, satu hal yang membuat kami geleng geleng kepala keheranan adalah perilaku seorang Ketua Rombongan Asal Gresik, dimana setiap jam makan selalu yang pertama sampai di Ruang Makan Hotel baik itu disaat Makan Pagi, Siang ataupun Malam.
Berikut ini Deskripsi beberapa tempat bersejarah di Madinah dan
keutamaannya :
Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang
dibangun oleh Rasulullah SAW setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah, Masjid Nabawi
dibangun sejak saat-saat pertama Rasulullah SAW tiba di Madinah, di tempat unta tunggangan Nabi
SAW menghentikan perjalanannya, lokasi itu semula adalah tempat penjemuran buah kurma milik
anak yatim dua bersaudara Sahl dan Suhail bin ‘Amr,
yang kemudian dibeli oleh Rasulullah SAW untuk dibangunkan masjid dan tempat tinggal.
Awalnya masjid ini berukuran sekitar
50 m × 50 m dengan
tinggi atap sekitar 3,5 m, Rasulullah SAW turut
serta membangunnya dengan tangannya sendiri bersama-sama dengan para shahabat
dan kaum muslimin, tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan
tanah sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang penopangnya dari
batang kurma, sebagian atapnya dibiarkan terbuka begitu saja dan selama
sembilan tahun pertama Masjid ini tanpa penerangan di malam hari, hanya di
waktu Isya diadakan sedikit penerangan dengan membakar jerami.
Melekat pada salah satu sisi masjid dibangun
kediaman Nabi SAW , tempat tinggal Nabi SAW ini tidak seberapa besar dan
tidak lebih mewah dari keadaan masjidnya hanya tentu saja lebih tertutup, selain
itu ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin yang
tidak memiliki rumah, orang-orang ini dikenal sebagai ahlussufah atau
para penghuni teras masjid.
Berkali-kali masjid ini direnovasi dan
diperluas, renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar
bin Khattab pada tahun 17 H
dan yang kedua oleh Khalifah Utsman
bin Affan pada tahun 29 H, di
zaman modern Raja Abdul Aziz
dari Kerajaan Saudi Arabia meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun
1372 H perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja
Fahd pada tahun 1414 H
sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m² ditambah dengan
lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran masjid yang dapat
digunakan untuk salat seluas 135.000 m² sehingga Masjid Nabawi kini dapat
menampung kira-kira 535.000 jemaah.
Keutamaan Masjid Nabawi dinyatakan oleh Nabi
SAW , sebagaimana diterima dari Jabir ra. (yang artinya):
"Satu kali salat di masjidku ini, lebih besar pahalanya
dari seribu kali salat di masjid yang lain, kecuali di Masjidil Haram. Dan satu
kali salat di Masjidil Haram lebih utama dari seratus ribu kali salat di masjid
lainnya." (Riwayat
Ahmad, dengan sanad yang sah)
Diterima dari Anas
bin Malik bahwa Nabi
SAW bersabda (yang artinya):
"Barangsiapa melakukan
salat di mesjidku sebanyak empat puluh kali tanpa luput satu kali salat pun
juga, maka akan dicatat kebebasannya dari neraka, kebebasan dari siksa dan terhindarlah ia
dari kemunafikan." (Riwayat Ahmad dan Thabrani dengan
sanad yang sah)[
Dari Sa’id bin Musaiyab, yang diterimanya dari Abu
Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda
(yang artinya):
"Tidak perlu disiapkan
kendaraan, kecuali buat mengunjungi tiga buah masjid: Masjidil Haram, masjidku
ini, dan Masjidil Aqsa." (Riwayat Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)
Berdasarkan hadis-hadis ini maka Kota Medinah dan terutama
Masjid Nabawi selalu ramai dikunjungi umat Muslim yang tengah melaksanakan Ibadah Haji atau Umrah sebagai amal sunah.
Beribadah di dalam
Masjid Nabawi serasa nikmat sekali, hati merasa tenang dan damai hingga tak
terasa waktu rasanya cepat berputar, kami senang berlama lama di dalam Masjid
dari Dhuhur hingga Isya baik itu melakukan shalat dan tadarus maupun sekedar bercengkerama
dan mengamati lalu lalang jamaah maupun melihat lihat keunikan arsitektur
Masjid dengan dinding, atap, lantai dan ratusan pilarnya yang terbuat dari
material kualitas prima.
Roudhah
Adalah Taman Surga, suatu tempat
yang merupakan bagian dari Masjidi Nabawi terletak di antara Mimbar dan Makam Rasulullah SAW yang
dulunya adalah Rumah beliau, Rasulullah SAW dimakamkan di tempat meninggalnya yakni di tempat yang
dahulunya adalah kamar Ummul Mukminin Aisyah RA
isteri Nabi SAW, kemudian berturut-turut
dimakamkan pula dua shahabat terdekatnya di tempat yang sama, yakni Abu Bakar Al-Shiddiq dan Umar bin
Khattab, karena perluasan-perluasan Masjid Nabawi ketiga makam
itu kini berada di dalam masjid yakni di sudut
tenggara (kiri depan) masjid, sedangkan Aisyah dan kebanyakan shahabat yang lain dimakamkan di
pemakaman umum Baqi,
Penulis berkesempatan Shalat dan berdo’a di Roudhah sebanyak 3 kali selama di
Madinah.
Roudhah adalah salah satu tempat
Mustajabah dalam memanjatkan do’a makanya tempat ini sangat favorit dan menjadi
rebutan bagi para Jamaah Masjid Nabawi terutama pada akhir pekan Saudi yaitu
malam Jumat dan Sabtu, bukan hanya rombongan peziarah dari luar Saudi seperti
kami tetapi para Mukimin warga Saudi juga mengincar tempat ini untuk beribadah
dan memanjatkan do’a.
Dibutuhkan
kesabaran tinggi untuk bisa masuk Roudhah pada libur akhir pekan karena antrian
yang berdesak desakan dengan orang lain yang secara physik lebih besar dan kuat
dari kita namun jangan kuatir dengan keyakinan dan kesabaran hati maka
InsyaAllah kita akan bisa masuk Roudhah karena keluar masuknya Jamaah diatur
dan dijaga oleh Asykar (semacam Polisi) maupun Petugas Masjid sehingga meski
terlihat berebut dan uyel uyelan tapi selama disana saya tak pernah sekalipun
mendapati Jamaah yang saling caci maki apalagi baku hantam dalam antrian.
Keutamaan Roudhah dinyatakan oleh Nabi SAW , sebagaimana diterima
dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda
(yang artinya):
"Tempat yang terletak
di antara rumahku dengan mimbarku merupakan suatu taman di antara taman-taman
surga, sedang mimbarku itu terletak di atas kolamku." (Riwayat
Bukhari)
Bagi Anda yang mempunyai hajat atau keinginan
yang belum tercapai berdoalah di Roudhah tersebut, Insya
Allah doa Anda akan terkabul, Wallahu a’lam.
Makam Baqi’
Makam Baqi’ adalah pemakaman penduduk Madinah sejak
zaman Rasulullah SAW hingga saat ini terletak di sebelah Tenggara Masjid
Nabawi, Nabi Muhammad SAW yang memilih area
ini sebagai pemakaman dan As’ad bin Zararah adalah orang pertama yang
dimakamkan di pemakaman Baqi dari kalangan Anshar sedang riwayat lain menyebutkan
sahabat pertama yang dimakamkan di Baqi adalah Utsman bin Madhun wafat tahun
3 Hijriah.
Di Baqi ini ada makam puteri Nabi SAW yakni Siti Fatimah, Imam Hassan, Imam Husein
meski hanya kepala
(cucu Nabi SAW), Imam Jafar Shadiq, Abbas bin Abdullah (paman Nabi SAW),
Halimatus Sadiyah (ibu susu Nabi SAW), serta seluruh istri Nabi SAW kecuali Siti
Khadijah yang dimakamkan di Mala-Mekkah, putera dan puteri Nabi SAW pun seluruhnya dimakamkan di sini. Mereka
adalah Qasim, Abdullah, Ibrahim, Ruqayyah, Zainab, dan Umi Kaltsum.
Petugas pemakaman Baqi’ merupakan bagian dari pemerintah Kerajaan Arab
Saudi yang tidak mentolerir ziarah kubur dengan meminta syafaat, dijauhkan dari musibah yang menimpa, mengusap-usap kuburan,
menangis dan pengkultusan yang berlebihan yang mana ini dianggap Syirik dan Bid’ah,
untuk menghindari hal yang demikian di depan pintu masuk Baqi ada papan
pengumuman dalam beberapa bahasa agar para pengunjung tidak melakukan bid’ah
dan kemusyrikan misalnya : memuja-muja kuburan, membawa tanah kuburan atau meminta-minta
sesuatu kepada kuburan.
Di tengah-tengah areal pemakaman petugas pemakaman senantiasa memperingatkan pengunjung agar
tidak melakukan bid'ah dan kemusyrikan, kalau peziarah berkerumun di suatu kubur yang
diduga kuburan Siti Fatimah misalnya maka petugas segera menghalau apalagi
kalau jemaah itu berdoa sambil menangis di sisi kuburan.
Masjid Quba
Masjid Quba adalah masjid yang pertama
kali dibangun oleh Rasulullah SAW SAW pada tanggal 8 Rabiul Awal 1 Hijriyah.
Masjid Quba terletak di luar kota Madinah tepatnya sekitar 5 km di sebelah
tenggara kota Madinah. Masjid Quba yang saat ini berbeda dengan Masjid Quba
pada saat zaman Rasulullah SAW saw dulu, yang saat ini berdiri adalah mesjid
yang telah direnovasi dan diperluas pada masa Kerajaan Arab Saudi. Renovasi dan
perluasan masjid quba telah menelan biaya sebesar 90 juta riyal dengan daya
tampung hingga 20 ribu jamaah. Renovasi dilakukan pada tahun 1986.
Zaman
dulu saat dibangun masjid ini berdiri diatas kebun kurma dengan luas 1200 meter
persegi, dan saat ini luas mesjid quba sekitar 5.035 meter persegi. masjid ini
memiliki 19 pintu dengan 3 pintu utama tempat masuk para jamaah ke dalam
masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan
satu pintu lainnya sebagai pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama
mesjid, terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar.
Shalat di masjid
Quba memiliki keutamaan sebagaimana Ayat Quran dan Hadits :
"....Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa
(Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut untukmu sholat di
dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri.
Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih" (QS At Taubah:
108)
"Ketika pembangunan Masjid ini
selesai, Rasulullah SAW Shalallahu 'Alaihi Wassalam mengimami shalat selama 20
hari. Semasa hidupnya, lelaki yang dijuluki Al-Amin ini selalu pergi ke Masjid
Quba setiap hari Sabtu, Senin dan Kamis. Setelah Rasulullah SAW Shalallahu
'Alaihi Wassalam wafat, para sahabat menziarahi masjid ini dan melakukan salat
di sana."( HR. Bukhori Dan Muslim)
Menurut Hadits Nabi SAW yang
diriwayatkan oleh Abu bin Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhum, ia pernah
mendengar Rasulullah SAW Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa
yang bersuci di rumahnya, kemudian pergi ke Masjid Quba, lalu ia shalat di
dalam masjid quba, maka baginya pahala seperti pahala umrah”.( HR. Tirmdzi)
Jabal Uhud
Jabal atau Gunung Uhud adalah sebuah gunung di utara Madinah dengan
ketinggian sekitar 350 meter, Gunung ini adalah
lokasi pertempuran kedua antara Muslim dan pasukan Kafir Quraisy, pertempuran Uhud terjadi
pada tanggal 23 Maret 625 M.
Gunung Uhud terbentuk dari batu Granit warna merah
memanjang dari tenggara ke barat laut dengan panjang
tujuh kilometer dan lebar hampir tiga kilometer, Gunung ini adalah gunung
terbesar dan tertinggi di Madinah, di kaki gunung bagian selatan terdapat
pemakaman para Syuhada Perang Uhud, salah satunya
adalah Hamzah bin Abdul-Muththalib paman dan
saudara sepersusuan Nabi Muhammad SAW .
Pemerintah Arab Saudi memasang papan
penggumuman dalam berbagai bahasa yang mengingatkan peziarah bahwa
mengajukan permohonan, meminta agar dijauhkan dari musibah yang menimpa,
meminta syafaat, dan meminta keinginan kepada mayat adalah adalah perbuatan
syirik besar yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam.
Jamaah juga dilarang mengusap-usap
kuburan karena merupakan amalan bid'ah yang diada-adakan dan tidak
boleh dilakukan karena dapat membuat seseorang mengarah kepada kesyirikan, dilarang pula mencari berkah
dengan mendaki gunung, begitu pula mengambil tanah atau bebatuan dari tempat
tersebut.
Disebutkan ziarah disyariatkan untuk dua
tujuan, pertama untuk mengucapkan salam kepada ahli kubur dan
mendoakan mereka, Kedua untuk mengingatkan diri kepada kehidupan akhirat .
Jabal Magnet
Selain dikenal sebagai kota Nabi SAW, Madinah memiliki panorama alam
yang indah dengan deretan perbukitanatau gunung, disamping Jabal Uhud
yang terkenal karena sejarah peperangan zaman Rasulullah SAW, ada lagi Jabal Magnet,
Jabal Magnet hanya terkenal dikalangan
jamaah haji Indonesia, warga asli Madinah sendiri
menyebutnya dengan istilah Manthaqotul Baido (Perkampungan Putih).
Lokasi perbukitan atau gunung ini cukup jauh dari Kota Madinah yakni
sekitar 40 kilometer menuju arah Kota Tabuk, jalan dari
Kota Madinah menuju kawasan ini juga sudah lebar dan mulus sehingga untuk
sampai ke lokasi tidak sampai 45 menit dengan mobil kecil atau bus, pemandangan
di kedua sisi jalan menuju kawasan ini juga cukup indah
dan menakjubkan, sebelah kanan dan kiri jalan dikelilingi oleh gunung berbatu dan
kebun kurma yang membuat gurun menjadi agak menghijau.
Fenomena Jabal Magnet ini bisa dirasakan sepanjang lima kilometer ruas
jalan dari ujung aspal sampai pintu masuk ke daerah ini, jalan ini sendiri berakhir di lima
deret bukit yang mengelilingi wilayah tersebut, kendaraan yang menuju perbukitan jalannya
hanya bisa pelan seolah ada yang menahan, sebaliknya dari arah
perbukitan semua kendaraan akan berjalan dengan cepat bahkan bisa lebih dari 100km/jam
walau persneling
dibebaskan bahkan kendaraan dimatikan pun akan tetap melaju sekencang itu.
Konon, kawasan ini semula akan dijadikan bandara namun ketika sedang
dilakukan pembangunan, alat-alat berat yang akan digunakan dalam pembangunan
bandara tidak mampu melewati kawasan itu sehingga pemerintah Arab Saudi membatalkan rencana pembangunan
itu.
Dari sejumlah informasi menyebutkan,
dulunya Jabal Magnet ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang Arab Baduy, saat
itu si Arab ini menghentikan mobilnya karena ingin buang air kecil, namun
karena sudah kebelet ia mematikan mesin mobil tapi tidak memasang rem tangan, ketika
sedang enak-enaknya pipis ia kaget bukan kepalang, mobilnya berjalan sendiri
dan makin lama makin kencang, Ia
berusaha mengejar tapi tentu saja tidak berhasil karena celana belum sempurna dipakai
menghambat pengejarannya dan untungnya mobil tersebut baru berhenti setelah
melenceng ke tumpukan pasir di samping jalan.
Pasar dan Kebun Kurma
Terletak di kawasan Awali Madinah, kebun
kurma ini hadir bak oase di tengah sengatan panas matahari, memasuki perkebunan ini kita seolah disuguhi
sisi lain dari Madinah, sejauh mata memandang terbentang pepohonan kurma dengan
batang-batang yang besar dan sebagian telah rimbun pula dengan buah-buahnya yang
tampak ranum, gemuruh suara air yang mengalir turut menyegarkan, pemandangan
yang menyejukkan itu ternyata berasal dari galian air dengan kedalaman
mencapai 200 meter yang akan terus deras mengucur selama 24 jam.
Untuk tumbuh pohon kurma membutuhkan
waktu hingga mencapai 100 tahun dan uniknya pohon-pohon kurma itu akan berbuah
tiap bulan Ramadhan, dari perkebunan ini kurma-kurma lezat dihasilkan seperti Kurma
Ajwa yang kerap disebut Kurma Nabi SAW, Barni, Mozafati, Halawi, hingga Zaghloul,
harga yang dipatok pun bervariasi mulai dari 30 riyal hingga yang termahal
mencapai 110 riyal, Kurma Ajwa adalah jenis kurma yang jarang berbuah berbeda
dengan jenis kurma lain yang cukup rutin dapat dipanen sehingga harganya pun
terbilang paling mahal
Produksi kurma tak hanya dari Awali,
kurma-kurma juga dipanen dari kawasan Gasim yang berjarak sekitar 400 kilometer
dari Madinah serta wilayah Fiqrah berkisar 100 kilometer dari Madinah.
Masjid Qiblatain
Adalah salah satu masjid terkenal di Madinah, Masjid ini mula-mula dikenal dengan nama Masjid
Bani Salamah karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani
Salamah, letaknya di tepi jalan menuju kampus
Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas
sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah,
Madinah.
Sebetulnya pada permulaan Islam, kiblat salat adalah
Baitul Maqdis (nama lain Masjidil Aqsha), di Yerusalem atau Palestina, pada
tahun ke-2 Hijriah tepatnya saat salat dzuhur di Masjid Bani Salamah hari Senin
bulan Rajab turunlah wahyu kepada Nabi Muhammad SAW untuk memindahkan arah
kiblat ke Masjidil Haram di Mekah, saat itu Nabi SAW sedang shalat dengan
menghadap ke arah Masjidil Aqsha dan salat sudah berjalan dua rakaat, tiba-tiba turunlah wahyu surat Al Baqarah ayat
144. Surat itu berbunyi:
"Sungguh Kami (sering)
melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke
kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana
saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. (1)
Dan sesungguhnya orang-orang
(Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui,
bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah
sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.(2)"
Begitu mendapat wahyu, Nabi SAW dan para sahabat pun
menghentikan sementara shalatnya dan berbalik 180 derajat ke arah berlawanan, peristiwa
perpindahan kiblat itu dilakukan tanpa membatalkan salatnya dan Nabi SAW pun
tidak mengulangi dua rakaat yang sudah dijalani sebelumnya.
سُبْحَانَ اللّهُ
BalasHapus