Oleh
: Arifin BMC DPC Menganti NGPT
( seorang Buruh Tani sebagai Sopir Tractor)
Minggu 29
November 2015 di Wlingi – Blitar, Jawa Timur, Oleh :
1. WIBBA : Wlingi Blitar Bike Adventure - Blitar
2. BMC : Boss Mtb Club - Jombang
3. JOMBERS : Jombang Bersepeda
2. BMC : Boss Mtb Club - Jombang
3. JOMBERS : Jombang Bersepeda
sekilas,
tentang lembu suro yang melegenda lekat dengan Gunung Kelud ini, ada baiknya
kita meluangkan waktu sejenak untuk menyimak sekelumit cerita tentang legenda
dua Raja yang memperebutkan Putri Cantik bernama Dewi Kili Suci pada segmen
cerita selingan di Gowes lembu Suro berikut ini.
Cerita Misteri
Gunung Kelud banyak disertai dengan legenda yang masih menjadi kepercayaan
sebagian dari masyarakat setempat. Gunung Kelud terletak diantara Kabupaten
Blitar dan Kediri, Gunung Kelud merupakan salah satu tujuan wisata Jatim yang
cukup terkenal keindahan panoramanya.Semilir angin yang bertiup tipis,menyapu
lereng perbukitan hijau seolah mengusap penatnya fikiran karena tiap hari
memikirkan galian kabel listrik yang tak kunjung usai. Dibalik ketinggian
gunung yang mencapai 1.731 meter diatas permukaan laut ini, tersimpan banyak
misteri yang sekedar untuk diketahui oleh kita bersama,minimal untuk dongeng
pengantar tidur anak-cucu kita.
Berdasarkan
legenda masyarakat setempat, Gunung Kelud terbentuk akibat pengkhianatan
seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap cinta dua raja yang bersaing untuk
berebut memperistrinya yaitu Lembu Suro dan Mahesa Suro. Dewi Kili Suci adalah
anak dari Jenggolo Manik,bukan RD Steer Bunder,atau Putri bakul duren di
wonosalam – jombang, yang akhir-akhir ini sedang ramai menjadi rasan-rasan di
salah satu group pecinta gowes.
Dengan paras
kecantikannya yang elok dan menawan, maka tidak heran jika saat itu ada dua
orang raja yang bersaing ketat untuk memperebutkan sang Putri tadi, hanya saja
yang melamar bukanlah manusia normal,bukan pula juragan martabak / buruh
tani,juga bukan juragan godhong / pemilik agen matjam-matjam telor termasuk
telor buaya yang kari siji, akan tetapi yang bersaing adalah satu manusia
berkepala lembu yaitu bernama Lembu Suro dan satunya lagi manusia berkepala
Kerbau bernama Mahesa Suro.
Dewi Kilisuci
yang enggan menerima lamaran, mungkin saja karena mereka yang datang tidak
mengendarai steer bunder pelpeyer/rubikon/strada/portuner putih/pajero /inopa
F1 atau sejenis kereta odong-odong, akhirnya membuat sayembara sulit, yaitu
bagi yang bisa membuatkan dua buah sumur diatas puncak Gunung Kelud dimana
sumur yang satu harus berbau wangi sementara sumur yang lain harus berbau amis
dan sayembara ini harus direalisasikan hanya dalam satu malam sahaja.
Dengan
kesaktian Raja Lembu Suro dan Mahesa Suro, sayembara tersebut disanggupi dan
setelah bekerja semalaman di temani dua cangkir kopi luwak wonosalam dan
singkong bakar ,maka keduanya berhasil menang dalam sayembara. Kemenangan dua
orang raja tersebut tidak disukai oleh Dewi Kilisuci, hingga akhirnya Dewi
Kilisuci satu syarat lagi yaitu dua orang raja tersebut harus membuktikan bahwa
kedua sumur tersebut memang benar berbau wangi dan amis dengan mereka berdua
harus masuk ke dalam sumur yang telah mereka buat.
Dengan adanya
syarat tambahan, dua orang raja tersebut pun setuju, setelah makan malam dengan
menu pecel lele dan pecel belut, mereka berdua bergegas masuk ke dalam sumur
yang sangat dalam itu. Begitu mereka sudah sampai di dalam sumur maka Dewi
Kilisuci memerintahkan pasukan Jenggala untuk segera menimbun keduanya dengan
bebatuan yang mengakibatkan kematian Raja Lembu Suro dan Mahesa Suro. (betapa
teganya engkau Dewi Kilisuci..)
Namun, sebelum
Raja Lembu Suro mati dia bersumpah disertai kutukan : “Baiklah besok
orang-orang Kediri akan dapat balasan yang setimpal dari saya. Kediri akan
menjadi sungai, Tulungagung akan menjadi danau, dan Blitar akan menjadi
daratan. Berdasarkan legenda Lembu Suro maka masyarakat di lereng Gunung Kelud
secara rutin pada tanggal 23 bulan Surau mengadakan tolak bala sumpah tersebut
berupa Larung Sesaji.
Untuk lebih
jelas dan lengkapnya tentang legenda Raja Lembu Suro dan Raja Mahesa Suro,ada
baiknya anda berkunjung dan menanyakan langsung ke patung Lembu Suro dan Mahesa
Suro,serta rumput yang bergoyang di sekitarnya…(# sambil bergowes ria dan
jangan lupa minum pil anti ngpt)
Akhirul kalam, Ucapan
terima kasih kepada keluarga besar WIBBA : Wlingi Blitar Bike Adventure, atas
sambutan,jamuan, dan suguhan treknya benar-benar ruar biasa…mohon maaf jika
kami terlalu banyak makannya..
Salam Gowes,
Arifin Bmc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar