Seolah tak mau kalah dengan trend
akhir akhir ini yang lagi demam nulis pengalaman gowesnya, berikut ini cerita pengalaman
gowes perosotan bersama BMC pada Minggu, 19 Januari 2014 kemarin.
Tepat setelah shalat Shubuh kutinggalkan
rumah meluncur ketempat janjian dengan Victore Abe Oesman untuk bersama menuju
Masjid Cheng Ho Pandaan, ternyata disana sudah dating duluan team BMC DPC
Menganti 3 orang, seorang DPC Pakis dan Team Bang Jo Jombang berjumlah 12 orang
tepat jam 05.15 WIB, setelah bersalaman dan berkenalan dg Bang Jo dimulailah meloading
sepeda dari Kendaraan kami DPC SumurWelut, DPC Menganti dan Bang Jo ke atas dua
Kendaraan dari DPP (Grandmax dan Triton DCab yang belakangan hadir di Masjid
Cheng Ho).
Tepat 06.00 setelah loading berangkatlah keWelang (WarungRenes), sesampai
di Warung Renes sebagian peserta Gober Dingklik-Welang mengisi BBM (sarapan) dan
sebagian lagi ribet dg dirinya sendiri, ada yang narsis adayang sibuk pake peralatan
untuk perostoan mulai dari sekakik sampe helm
dan ada yang sibuk ngatur rencana maksi dan ngumpulin uang iuran untuk
BBM Grandmax (Mobil Loading), Ticket Masuk TNBTS dan sewa Driver lokal.
Setelah menempuh perjalanan meliuk
liuk dan menanjak dipunggung pegunungan dari Welang menuju Bromo dengan dua kendaraan
: Triton DCab dan Grandmax Pickup yang sarat dengan sepeda dan Biker-nya, total
23 Orang ( 2 Driver + 21 Biker) maka tepat 09.00 rombongan BMC + Bangjo Jombang
sampai di Pos Wonokitri, setelah menyelesaikanp persyaratan admin sebagai
visitor TNBTS maka perjalanan dilanjut hingga Tanjakan Dingklik, sebuah lokasi ketinggian
disebelah Barat dan bagian Utara Bromo masuk wilayah Pasuruan yang sudah amat melegenda
di telinga para BikerJatim, konon ada semacam Pemeo yang menyatakan bahwa sebutan
Biker seseorang akan terasa tidak lengkap bila belum merasakan tanjakan Dingklik, hal inibarangkali dianalogikan dengan seorang
Muslim akan tidak lengkap rukun Islamnya bila belum berkunjung keBaitullah, Rombongan
kami (BMC+Bang Jo) tiba di Dingklik sekitar 09.20, dan telah mendahului kami di
Dingklik ada rombongan dari Banyuwangi (GCO) dan Probolinggo (Roda Mas, GSS
Leces) sebanyak 50 Biker dengan membawa 3 Truk Colt Diesel, Cuaca di Dingklik dan sekitarnya gerimis disertai
angin dan berkabut sehingga View dari Dingklik kebawah, ke Lautan Pasir dan Gunung
Batok menjadi terhalang oleh pekatnya kabut, udara sangat dingin dan basah(sempat
ngintip indicator cuaca di Dashboard Triton menunjukkan angka 9 Degree Celcius dan
ketinggian 2300 mdpl) sehingga Penjual Mantel Plastik Tipis menuai berkah,
dagangannya langsung terjual habis diborong oleh Rombongan Biker BMC dan GCO.
Salah
seorang anggota BMC paling sepuh H Ta’in
semaleman ga bisa tidur (menurut Pak Wandi Driver dari Jombang ) karena saking pinginnya
melihat G Bromo, karena cuaca yang berkabut tebal maka beliau hanya gigit jari saja
dan tidak kesampaian hasrat keinginannya, kasihan sekali jadinya kegelisahannya
semalam tidak bisa terobati pagi ini di Dingklik.
Setelah unloading dan mempersiapkan
Sepeda dan peralatan masing masing lalu dilanjut ritual baca Do’a bersama yang
dipimpin oleh Ostadz Mohamad Nasir Hms dengan membaca Do’a Safar ( Allahumma Majreeha
wa Mursaha……. Ga apal maklum masih Muallap…. hehehehehe) maka start Gober dilakukan tepat 09.37 WIB
dariDingklik menuju turunan offroad kearah DesaMororejo, ditengah perjalanan ini
seatpost H Tain (BMC) bermasalah (patah)
lalu dipinjemi oleh anggota GCO, bahkan dia sendiri rela ga pake seatpost….
Salut bagi anggota GCO yang berkorban demi orang yang lebih tua.
View di etape ini (Dingklik –
Mororejo) sangatlah indah dan sayang sekali bila dilewatkan begitu sahaja tanpa
sesi Narsis maupun Selfie, terutama bagi mereka yang memang hobby dalam dua hal
itu, ga usah disebutkan satu per satu siapa saja diantara mereka karena saya sendiri
juga begicu…… dan etape Dingklik- Mororejo dilalui dengan selamat…..
Jalur Ngadirejo – Desa Andonosari
sangat kondusif, disini banyak ditemui Switchback Turn karena memang tracknya dari
atas menuju kebawah harus memutar berkelok kelok menuruni bukit dan untungnya cuaca
di etape ini sangat mendukung sekali yaitu mendung dengan sesekali diselingi terpaan
cerahnya sinar Mentari serta panorama daun rerumputan maupun tumbuhan perdu yang masih dibasahi oleh embun pagi membuat hati
semakin bergairah ditambah kondisi Track yang tanahnya padat sehingga tidak menempel
di Ban serta tidaklicin.
Setelah keluar Desa Andono Sari
lalu menuju Jalanan Aspal ditengah tanjakan – setelah saya oper untuk persiapan
tanjakan ke gear/gigi yang lebih ringan kayuhannya-- ternyata drive train (
Sproket, Chain dan Crank) terasa agak tersendat perputarannya dan saya coba kayuh
lebih bertenaga… eh koq malah putus…. Ada pelajaran berharga atas kejadian ini,
apa…? Masing masing pembaca akan punya interpretasi sendiri sendiri……. Saya tidak
bermaksud mendikte palagi menggurui, hehehehe.
Tepat 12.30 sampai di jajaran pohon
pinus awal masuk HutanTutur (Pinus selamat datang), tempat ini sudah tidak asing
lagi bagi penyuka Track Tutur –Welang terutama bagi mereka yang senang Narsis&Selfie,
dilanjutkan masuk ketengah hutan dan banyak jalanan setapak yang saling berpotongan
( pertigaan maupun perempatan) yang membuat bingung meskipun sudah berkali kali
melewati track ini apalagi saya yang menyandang Marshal/Track Guide diurutan
paling depan yang dituntut harus cepat ambil
keputusan agar teman temen belakang tidak tersend atau berhenti laju gowesnya,
mungkin karena dua hal itulah (banyaknya perpotongan dan harus cepat memutuskan) maka ditengah
hutan rombongan sempat tersesat mengikuti jalur pencari rumput sampai keatas bukit
yang seharusnya diawal pertigaan harus ambil kekanan/bawah tapi saya putuskan ambil
kekiri/keatas, sesampai di atas tidak ada jalan lagi( terputus) sehingga harus kembali
lagi ,akan tetapi setelah dipikir daripada kembali inget pepatah Melayu :
“Sekali layar terkembang surut kita berpantang”, so lebih baik menuruni bukit ini
(shortcut) meski dengan ber-“Ider Tempe”, lalu rombonganpun menuruninya meskipun
banyak Drop Off yang curam lagi tinggi yang meski dilewati orang tanpa sepeda
(menuntun) sudah sangat sulit melintasinya.
Setelah sempat kesasar perjalanan
dilanjut hingga Garden Rock disela sela pohon sengon dan mahoni yang begitu rindangnya
sehingga terasa gelap dan sesekali viewnya terlihat kemerahan/kekuningan,
mungkin karena efek daun daun pohon yang layu dan jatuh ketanah lalu mongering dan
saking banyak jumlahnya sehingga memantulkan warna khas daun kering. Di etape Rack Garden ini saya begitu menikmatinya
dan takterasa kecepatan laju sepeda menjauhi temen temen yang dibelakang, saya kira
yang dibelakang saya adalah semua anggota rombongan ternyata hanya 2 orang
sahaja, dan di Kebun Mangga sebelum keluar hutan sempat menunggu agak lama
anggota rombongan yang lain dan tepat jam 14.00 rombongan masuk Finish di
Warung Renes Welang namun Maksi masih belum juga matang karena katanya pesenya
jam 15.00 baru masuk finish dan celakanya lagi ada 2 orang anggota yang
tersesat didalam hutan hingga pukul 14.40 belum juga sampai finish akhirnya mereka
yang tersesat mendapatpetunjuk Tuhan YME dan masuk finis tepat 15.05.
Demikian sekelumit pengalamanku gowes
Track Dingklik Welang bersama BMC dan Bang Jo Jombang, bagaimana pengalaman gowesmu
hari minggu kemaren…?.... Salam.