26 September 2015

GOBAR BMC DINGKLIK - WELANG 19/01/2014 (Late Post)

Seolah tak mau kalah dengan trend akhir akhir ini yang lagi demam nulis pengalaman gowesnya, berikut ini cerita pengalaman gowes perosotan bersama BMC pada Minggu, 19 Januari 2014 kemarin.
Tepat setelah shalat Shubuh kutinggalkan rumah meluncur ketempat janjian dengan Victore Abe Oesman untuk bersama menuju Masjid Cheng Ho Pandaan, ternyata disana sudah dating duluan team BMC DPC Menganti 3 orang, seorang DPC Pakis dan Team Bang Jo Jombang berjumlah 12 orang tepat jam 05.15 WIB, setelah bersalaman dan berkenalan dg Bang Jo dimulailah meloading sepeda dari Kendaraan kami DPC SumurWelut, DPC Menganti dan Bang Jo ke atas dua Kendaraan dari DPP (Grandmax dan Triton DCab yang belakangan hadir di Masjid Cheng Ho).



Tepat 06.00 setelah loading  berangkatlah keWelang (WarungRenes), sesampai di Warung Renes sebagian peserta Gober Dingklik-Welang mengisi BBM (sarapan) dan sebagian lagi ribet dg dirinya sendiri, ada yang narsis adayang sibuk pake peralatan untuk perostoan mulai dari sekakik sampe helm  dan ada yang sibuk ngatur rencana maksi dan ngumpulin uang iuran untuk BBM Grandmax (Mobil Loading), Ticket Masuk TNBTS dan sewa Driver lokal.



Setelah menempuh perjalanan meliuk liuk dan menanjak dipunggung pegunungan dari Welang menuju Bromo dengan dua kendaraan : Triton DCab dan Grandmax Pickup yang sarat dengan sepeda dan Biker-nya, total 23 Orang ( 2 Driver + 21 Biker) maka tepat 09.00 rombongan BMC + Bangjo Jombang sampai di Pos Wonokitri, setelah menyelesaikanp persyaratan admin sebagai visitor TNBTS maka perjalanan dilanjut hingga Tanjakan Dingklik, sebuah lokasi ketinggian disebelah Barat dan bagian Utara Bromo masuk wilayah Pasuruan yang sudah amat melegenda di telinga para BikerJatim, konon ada semacam Pemeo yang menyatakan bahwa sebutan Biker seseorang akan terasa tidak lengkap bila belum merasakan tanjakan Dingklik,  hal inibarangkali dianalogikan dengan seorang Muslim akan tidak lengkap rukun Islamnya bila belum berkunjung keBaitullah, Rombongan kami (BMC+Bang Jo) tiba di Dingklik sekitar 09.20, dan telah mendahului kami di Dingklik ada rombongan dari Banyuwangi (GCO) dan Probolinggo (Roda Mas, GSS Leces) sebanyak 50 Biker dengan membawa 3 Truk Colt Diesel,  Cuaca di Dingklik dan sekitarnya gerimis disertai angin dan berkabut sehingga View dari Dingklik kebawah, ke Lautan Pasir dan Gunung Batok menjadi terhalang oleh pekatnya kabut, udara sangat dingin dan basah(sempat ngintip indicator cuaca di Dashboard Triton menunjukkan angka 9 Degree Celcius dan ketinggian 2300 mdpl) sehingga Penjual Mantel Plastik Tipis menuai berkah, dagangannya langsung terjual habis diborong oleh Rombongan Biker BMC dan GCO.



Salah seorang anggota BMC paling sepuh  H Ta’in semaleman ga bisa tidur (menurut Pak Wandi Driver dari Jombang ) karena saking pinginnya melihat G Bromo, karena cuaca yang berkabut tebal maka beliau hanya gigit jari saja dan tidak kesampaian hasrat keinginannya, kasihan sekali jadinya kegelisahannya semalam tidak bisa terobati pagi ini di Dingklik.
Setelah unloading dan mempersiapkan Sepeda dan peralatan masing masing lalu dilanjut ritual baca Do’a bersama yang dipimpin oleh Ostadz Mohamad Nasir Hms dengan membaca Do’a Safar ( Allahumma Majreeha wa Mursaha……. Ga apal maklum masih Muallap…. hehehehehe)  maka start Gober dilakukan tepat 09.37 WIB dariDingklik menuju turunan offroad kearah DesaMororejo, ditengah perjalanan ini seatpost H Tain (BMC)  bermasalah (patah) lalu dipinjemi oleh anggota GCO, bahkan dia sendiri rela ga pake seatpost…. Salut bagi anggota GCO yang berkorban demi orang yang lebih tua.



View di etape ini (Dingklik – Mororejo) sangatlah indah dan sayang sekali bila dilewatkan begitu sahaja tanpa sesi Narsis maupun Selfie, terutama bagi mereka yang memang hobby dalam dua hal itu, ga usah disebutkan satu per satu siapa saja diantara mereka karena saya sendiri juga begicu…… dan etape Dingklik- Mororejo dilalui dengan selamat…..



Jalur Ngadirejo – Desa Andonosari sangat kondusif, disini banyak ditemui Switchback Turn karena memang tracknya dari atas menuju kebawah harus memutar berkelok kelok menuruni bukit dan untungnya cuaca di etape ini sangat mendukung sekali yaitu mendung dengan sesekali diselingi terpaan cerahnya sinar Mentari serta panorama daun rerumputan maupun tumbuhan perdu  yang masih dibasahi oleh embun pagi membuat hati semakin bergairah ditambah kondisi Track yang tanahnya padat sehingga tidak menempel di Ban serta tidaklicin.



Setelah keluar Desa Andono Sari lalu menuju Jalanan Aspal ditengah tanjakan – setelah saya oper untuk persiapan tanjakan ke gear/gigi yang lebih ringan kayuhannya-- ternyata drive train ( Sproket, Chain dan Crank) terasa agak tersendat perputarannya dan saya coba kayuh lebih bertenaga… eh koq malah putus…. Ada pelajaran berharga atas kejadian ini, apa…? Masing masing pembaca akan punya interpretasi sendiri sendiri……. Saya tidak bermaksud mendikte palagi menggurui, hehehehe.
Tepat 12.30 sampai di jajaran pohon pinus awal masuk HutanTutur (Pinus selamat datang), tempat ini sudah tidak asing lagi bagi penyuka Track Tutur –Welang terutama bagi mereka yang senang Narsis&Selfie, dilanjutkan masuk ketengah hutan dan banyak jalanan setapak yang saling berpotongan ( pertigaan maupun perempatan) yang membuat bingung meskipun sudah berkali kali melewati track ini apalagi saya yang menyandang Marshal/Track Guide diurutan paling depan yang  dituntut harus cepat ambil keputusan agar teman temen belakang tidak tersend atau berhenti laju gowesnya, mungkin karena dua hal itulah (banyaknya perpotongan dan harus cepat memutuskan) maka ditengah hutan rombongan sempat tersesat mengikuti jalur pencari rumput sampai keatas bukit yang seharusnya diawal pertigaan harus ambil kekanan/bawah tapi saya putuskan ambil kekiri/keatas, sesampai di atas tidak ada jalan lagi( terputus) sehingga harus kembali lagi ,akan tetapi setelah dipikir daripada kembali inget pepatah Melayu : “Sekali layar terkembang surut kita berpantang”, so lebih baik menuruni bukit ini (shortcut) meski dengan ber-“Ider Tempe”, lalu rombonganpun menuruninya meskipun banyak Drop Off yang curam lagi tinggi yang meski dilewati orang tanpa sepeda (menuntun) sudah sangat sulit melintasinya.



Setelah sempat kesasar perjalanan dilanjut hingga Garden Rock disela sela pohon sengon dan mahoni yang begitu rindangnya sehingga terasa gelap dan sesekali viewnya terlihat kemerahan/kekuningan, mungkin karena efek daun daun pohon yang layu dan jatuh ketanah lalu mongering dan saking banyak jumlahnya sehingga memantulkan warna khas daun kering.  Di etape Rack Garden ini saya begitu menikmatinya dan takterasa kecepatan laju sepeda menjauhi temen temen yang dibelakang, saya kira yang dibelakang saya adalah semua anggota rombongan ternyata hanya 2 orang sahaja, dan di Kebun Mangga sebelum keluar hutan sempat menunggu agak lama anggota rombongan yang lain dan tepat jam 14.00 rombongan masuk Finish di Warung Renes Welang namun Maksi masih belum juga matang karena katanya pesenya jam 15.00 baru masuk finish dan celakanya lagi ada 2 orang anggota yang tersesat didalam hutan hingga pukul 14.40 belum juga sampai finish akhirnya mereka yang tersesat mendapatpetunjuk Tuhan YME dan masuk finis tepat 15.05.



Demikian sekelumit pengalamanku gowes Track Dingklik Welang bersama BMC dan Bang Jo Jombang, bagaimana pengalaman gowesmu hari minggu kemaren…?....  Salam.



















22 September 2015

ZODIAC #7 JELAJAH SUMBERBOTO, WONOSALAM - JOMBANG

Setelah pelaksanaan Zodiac #6 Taman Nasional Baluran pada 1 – 3 Mei 2015 yang lalu maka kini giliran kota Jombang yang sekaligus Markaz DPP BMC menjadi Tuan Rumah pelaksanaan Zodiac #7, tahun ini memang menjadi berkah tersendiri bagi kota Jombang karena pada Awal Agustus 2015 lalu telah menjadi Tuan rumah Muktamar salah satu Ormas terbesar di tanah air (NU) dan dilanjut pada Pertengahan September 2015  ini sekaligus juga menjadi Tuan Rumah Perhelatan Pecinta Sepeda Gunung genre XC dan AM yaitu Zodiac #7, kenapa disebut Zodiac kami juga tidak mengetahui bagaimana ceritanya tapi yang jelas pengertian Zodiac adalah (dari kata Yunani Zoodiacos Cyclos yang artinya Lingkaran Hewan) adalah sebuah lingkaran sabuk khayal di langit dengan lebar 18° yang berpusat pada lingkaran ekliptika, tetapi istilah ini dapat pula merujuk pada rasi-rasi bintang yang dilewati oleh sabuk tersebut, yang sekarang berjumlah 13, dipercaya awal mula konsep ini berasal dari peradaban Lembah Sungai Eufrat  kemungkinan hanya dengan 6 rasi  :  Capricornus, Pisces, Taurus, Cancer, Virgo, dan Scorpio, yang kemudian dipecah menjadi 12 karena penampakan tahunan 12 kali Bulan Purnama pada bagian-bagian berurutan dari lingkaran sabuk tersebut, lalu apa hubungannya dengan kegiatan bersepeda….?, sebenarnya banyak spekulasi jawaban namun agar lebih jelas dan tidak menduga duga yang bisa menimbulkan fitnah lebih baik tanya sendiri pada yang mBaurekso event….. wkwkwkwkwkwk.



Zodiac #7 dilaksanakan pada 19-20 September 2015 di wilayah Wonosalam dengan mengambil start dan finish di Bumi Perkemahan Sumberboto, jarak yang ditempuh hanya sekitar 28,5 Km  dengan variasi Track onroad dimulai dari titik start hingga 10 Km  pertama dengan tanjakan yang menantang 1 Km sebelum masuk hutan jati dan disambung track 10 Km offroad dominan tanjakan yang kering, panas dan berdebu yang menguras stamina hingga kebanyakan peserta melaluinya dengan “Ider Tempe” tak terkecuali si raja tanjakan BMC, lalu ditutup dengan turunan berdebu berbalut batu kerikil sepanjang 8 Km hingga finish, sebenarnya suhu udara antara jam 06.00 hingga 13.00 berkisar 29 – 32o C namun oleh karena pada bulan ini bertepatan dengan musim kemarau El Nino maka ketika para peserta memasuki lintasan dalam hutan jati, sepanjang mata memandang hanya terlihat view pepohonan yang kering kerontang ditambah deru debu yang beterbangan oleh libasan roda roda MTB di barisan depan.



Event kali ini memang bener bener membikin si raja tanjakan BMC keok dan kena batunya, sepanjang tanjakan hutan jati dia selalu menyesali diri kenapa tadi bisa terpedaya akan rayuan ajakan nyelintung sarapan nasi pecel di Warkal….wkwkwkwkwk




  
Sehingga membuat kampong tengahnya serasa penuh bergejolak padahal hanya makan dengan porsi separuh sahaja dan dadanya serasa sesak tiada bisa leluasa diajak bernafas lebih dalam…., lebih tenang… dan .. tentram (mirip ajaran Pemulihan jiwa Dedy Susanto)   namun penyesalan mendalam tiadalah berguna dikemudian maka seketika bangkit dari Pos I dia bertekad bulat meneruskan perjalanan hingga finish bagaimanapun cara dan keadaan tiada dapat menghalanginya.



Setelah puntjak tanjakan terakhir atau bukit kedua dari Pos I mulailah bisa tersenyum meski agak terasa ketjut karena teriknya paparan cahaya sang surya, turunan offroad dengan obstacle batu kerikil baik yang lepas maupun tertanam di sepanjang lintasan (rock garden) dia libas dengan handling tarian di atas pedal tanpa duduk di sadel sehingga fleksibel dalam bersliyat sliyut menikmati berm belokan kekanan ataupun kekiri dan secara cekatan melakukan drop off pada lubang lubang lintasan yang secara tiba tiba menyapa.




Dua hal yang membanggakan bagi BMC adalah disamping salah satu Bikernya menjadi Bintang Poster di event Zodiac #7 kali ini juga karena salah satu Bikernya lagi masuk garis finish pada urutan ketiga, meskipun dia sempat tersesat dan agak kesulitan handling di turunan karena tebalnya debu dan sepeda yang memang agak sulit menaklukan medan seperti ini, dia bernama Usman yang merupakan anggota baru BMC DPP markaz Bogem, Brovo buat Cak Usman…  semoga prestasi kecil ini bisa memicu untuk berbuat yang lebih besar…… salam.