23 Juli 2019

GOBAR BMC 21/07/19 : PUNCAK PENANJAKAN - PANTAI BAHAK PROBOLINGGO


Gowes Bareng kali ini sangat istimewa  disamping karena adanya erupsi Gunung Bromo dengan amplitudo maksimum 37 mm durasi sekitar 7 menit  pada Jumat (19/7/2019) petang 16.37 WIB atau dua hari menjelang pelaksanaan Gobar yang bikin kekuatiran ditutupnya akses menuju Gunung Penanjakan, juga karena panjangnya track mulai dari puncak Gunung Penanjakan Bromo dengan ketinggian 2700 mdpl menuju titik finish Pantai Bahak dengan elevasi 0 mdpl sepanjang 43 Km yang ditempuh kurang lebih dalam 7 jam, dan jangan tercengang karena 7 jam ini bukanlah gowes terus menerus melainkan banyak diisi gelak tawa canda ria, foto selphi,  ider tempe, saling menunggu, istirahat dan lainnya  karena rombongan kami berjumlah 23 Orang.


Gobar rute panjang dari titik ketinggian menuju titik terendah bukan kali pertama ini dilaksanakan, sebelumnya pernah dilakukan dua kali di Pulau Dewata dari Bukit Penulisan tempat salah satu Pura tertua di Pulau Bali menuju Pantai Utara P Bali yaitu Pantai Tianyar (Gobar minggat serie #3 Bali Secret Track, 21/02/15) dan yang kedua dari Lokasi Proyek Panas Bumi Bedugul menuju Tanah Lot, Pantai Selatan (Gobar Minggat seri #5, 31/03/18 ).

Berdasar data Google Maps Timeline, Start di Penanjakan pada 10:13 lalu sampai di Warung Fatimah Sukapura untuk Maksi dan Sholat (Ishoma) pada 13:45 dan lanjut perjalanan dari Warung Fatimah ke Pantai Bahak pada 14:48 dan sampai di titik Finish Pantai Bahak pada 16:56.



Pada etape pertama, track dari Penanjakan menuju warung Fatimah sudah berkali kali kita lintasi, track ini dikalangan AM’er dikenal dengan Track 5 Cm kondisinya saat ini berdebu karena musim kemarau tapi ada beberapa bagian yang tetap padat terutama lintasan yang ada dibawah pepohonan rindang dan terlindung dari paparan sinar Mentari, disamping berdebu jalur lintasannya membentuk Reel Cekungan yang dalamnya antara 10 -25 Cm sehingga perlu ekstra hati hati dengan menjaga jarak aman antar Rider karena debu vulkanik yang beterbangan akibat dilintasi roda roda sepeda bagian depan bisa menutupi pandangan sehingga roda depan bisa melanggar dinding cekungan akibatnya bisa slip dan tergelincir, untuk segmen jalur Makadam kali ini lebih save dan nyaman karena dibeberapa belokan tajam sudah banyak yang dibeton sehingga lebih confidence dalam memacu kuda gowes.



Untuk etape kedua dari Warung Fatimah menuju Pantai Bahak sudah tidak ada lagi debu debu jalanan yang mengganggu, setelah melalui turunan aspal jalan provinsi lalu melintasi kebun kebun dan pekarangan masyarakat Sukapura dan Lumbang sampailah di area Hutan Jati dengan kontur track relatif flat dengan banyak dedaunan Jati yang jatuh berserahkan menutupi lintasan sehingga kalau tidak fokus dan waspada terutama disetiap jalur bercabang bisa bisa tersesat dan berputar putar di dalam Hutan Jati, konon jalur dalam Hutan jati ini juga merupakan bekas jalur perlintasan Pencuri Sapi.



Setelah keluar dari Hutan Jati menuju ke utara melintasi ladang ladang warga, melewati Underpass Tol Surabaya – Probolinggo dan memasuki wilayah Tongas, berkelak kelok melintasi perkampungan, terkadang masuk halaman, bagian samping dan belakang rumah warga tapi mereka begitu ramah melihat kami melintas tanpa merasa terganggu hingga menyebrang Jalan Nasional Pantura Probolinggo (Daendels), mungkin sang Guide Samsjul Huda sudah melakukan pendekatan khusus kepada warga sehingga tidak ada satupun tatapan mata warga yang tidak bersahabat ketika kami lewat.


Dan sampailah di Titik Finish Pantai Bahak dengan elevasi 0 (nol) mdpl yang kondisinya saat senja itu airnya surut sehingga terlihat dasar pantai agak ketengah sedikit berlumpur namun batas pantai dengan daratan sudah berpasir halus kecoklatan, pantai yang masih alami belum banyak adanya sentuhan pembangunan sebagai salah satu alternatif Destinasi Wisata Probolinggo.