Pesona keindahan alam Bromo
memang tiada bosannya untuk dinikmati, sudah ratusan bahkan mungkin ribuan kilo
(baik kilo meter maupun kilo gram) track di TNBTS yang telah kami jelajah namun
masih juga dan juga ingin kembali dan kembali, daya magnet Bromo bagi para
MTB’er bak gaya tarik Kabah bagi kaum Muslim, makanya tak berlebihan dan tidak salah
bila dibilang TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) adalah semacam Tanah
Suci atau Syurga bagi MTB’er, bagi siapa yang mengaku MTB’er tapi belum pernah
ke TNBTS maka ke-MTB’er-annya belumlah sempurna ibarat makan kita hanya
mendapat 4 sehat saja (kalaupun lengkap
keempatnya) tapi belum sampai 5 sempurna.
Semenjak dirintisnya Track 5 Cm kurang lebih 2-3 tahun silam oleh
pegiat MTB penyuka Perosotan (Gravity Enduro/AM) yang dimotori oleh Temen baik
dari Probolinggo maupun Surabaya, kami BMC
and The Gank sangat berharap bisa
mengexplore track baru tersebut secara full team dari berbagai DPC, tetapi ada saja aral yang menjadi
tertundanya harapan itu, beberapa temen masih suka Tanjakan dan jenis Kuda
Gowes genre XC sehingga bila diajak slalu beralasan type Kuda Gowes dan Track
yang tidak cocok.
Seiring dengan bertambahnya usia
dan kedewasaan --suka Perosotan salah
satu tanda kedewasaan MTB er... wkwkwkwk-- akhirnya banyak temen BMC yang beralih Passion
dan Muallafatun
ke Prosotan dan terlebih lagi setelah beberapa kali melahap Track Puspo maupun
C3 TNBTS yang medium extreem mereka malah addicted dengan Perosotan.
Obsesi menjelajah Track 5 Cm telah terpendam sekian lama bahkan kalah
prioritas dengan pelaksanaan jelajah minggat seri 4 Pengalengan Bandung dan Cemoro
Tigo hingga 3-4 kali executie, entah kenapa obsesi yang sudah mengendap lama
tiba tiba muncul kembali sekelebat dalam alam bawah sadar hingga akhirnya benar
benar dipastikan waktunya.
Entah Setan, Jin, Pagebluk,
Lelembut atau bahkan Malaikat dari mana yang telah membisiki kami sehingga
tanggal 15 Oktober 2016 disepakati bersama pelaksanaan Gobar Track 5 Cm yang
dilanjut sampai Masjid Ar Royyaan Tongas Probolinggo.
Add caption |
Seminggu sebelum pelaksanaan kami melakukan survey ke Penanjakan untuk
memastikan keadaan cuaca, arah angin, rute dan waktu tempuh agar hari
pelaksanaan benar benar optimal dan bisa menyelesaikan Gobar Long Track kali
ini, Cuaca ketika survey memang lagi tidak menentu karena berbarengan dengan
anomali cuaca yang terjadi antara 8 – 11
Oktober 2016, sebagaimana peringatan BMKG yang dipublish lewat websitenya, Masyarakat
dihimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan
seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon
tumbang dan jalan licin. baca lebih lanjut di link : http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Sestama/Humas/WASPADA_POTENSI_HUJAN_LEBAT_DI_WILAYAH_INDONESIA_8_-_11_OKTOBER_2016.bmkg#ixzz4NUqqS5Y4.
Dan memang benar saat itu cuaca
di Penanjakan lagi Hujan dan berkabut serta sepi pengunjung, kami bertiga
berteduh sambil kedinginan di Mushalla yang dibangun dari CSR Bank Syariah
Mandiri diatas ketinggian 2700 mdpl sambil sesekali mencoba sepeda yang kami
bawa kesekeliling Mushalla untuk mengusir hawa dingin saat kabut mulai
menyelimuti dan arah angin ke Selatan sehingga bila erupsi Bromo tetap
berlangsung maka akan mengarah ke Bantengan dan sekitarnya.
Sabtu, 15 Oktober 2016 hari yang
sudah disepakati bersama, kami berangkat dari kediaman masing masing menuju Rendezvous
Gate Wonokitri jam 07:00, setelah meminta ijin ke Petugas kami bersama menuju
titk Start di Penanjakan tepat 08:30
sebelumnya sempat mampir di Dingklik untuk liat view ke bawah lautan
pasir serta selfi bersama, Total peserta Gobar kali ini sebanyak 27 Orang terdiri atas, DPP Markaz : 4 Org, DPC Pare : 1 Org, DPC
Sumurwelut : 1 Org, DPC Menganti : 1 Org, DPC Jakarta : 2 Org, DPC Sidoarjo : 4
Org, DPC Lumajang : 1 Org, DPC Prolink : 1 Org, DPC Malang : 2 Org dan dari
Kesatuan DENPOMAD V/3 Malang : 9 Org termasuk Bpk. WaDan POMAD ikut serta secara
langsung.
Setelah briefing gambaran umum
track yang akan kita libas oleh Sang Marshall Samhoed dan dilanjut do’a bersama yang dilead oleh Ostadz DPP Markaz Bogem Cukir Jombang
tepat 09:00 kita mulai Start dari Penanjakan menuju Cokroniti sejauh 3.75 Km
dengan kontur Rolling naik turun berupa Tanah Pasir Vulkanik yang memadat dan tidak
berdebu setelah diguyur hujan beberapa hari sebelumnya diketinggian rata rata
2700 mdpl tepat sebelah Utara Bromo, panorama kanan kiri single track terasa
rindang banyak ditumbuhi pepohonan khas dataran tinggi, dari atas Cokroniti --yaitu
sebuah Bukit tempat persembahyangan yang disakralkan oleh Umat Hindu Tengger--
view ke arah kawah Bromo sangat indah sekali tanpa halangan bukit lain ataupun
pepohonan, bahkan tanaman yang ada disekitar Cokroniti tumbuh secara Bonsai
Alami menambah keasrian bukit Cokroniti, bagi Goweser yg menjelajah track 5 Cm
adalah menjadi sebuah keharusan (mandatory) untuk mampir ke bukit ini karena
bukit ini merupakan icon track 5 cm.
Setelah puas berselfi ria dan menikmati panorama dari atas bukit
Cokroniti diteruskan meluncur deras melewati turunan single track -berupa tanah
pasir vulkanik padat- menuju Gunung/Bukit Kembang, konon dulu banyak Janda
Kembang yang melakukan ritual di puncak Bukit Kembang ini, entah ritual apa
yang dilakukannya kemungkinan agar bau para Janda itu tetap seperti Kembang
yang harum semerbak mewangi, tapi versi lain mengatakan bahwa bukit kembang itu
adalah area dimana Petugas Perhutani menanan sejumlah kembang di puncaknya.
Sebagian Peserta Gobar ada yang
percaya cerita versi pertama terutama mereka yang keseharianannya senang bergaul
dengan Roji dan RD Steer Bunder Kluwer namun sebagian besar peserta Gobar lebih
percaya cerita versi kedua.
Turunan single track dari Cokroniti ke Bukit Kembang sangat menguras
Adrenaline dan butuh konsentrasi tinggi karena banyak bagian tengah track yang
membentuk cekungan atau lubang memanjang seukuran 1.5 kali lebar roda MTB dari
bekas tapak motor Petani yang bercocok tanam disekitar area TNBTS, belum lagi
belokan (bereman) yang tajam dalam
kondisi rusak, banyak lubang bekas saluran
air hujan ditambah dengan sebelah kanan kiri Jurang yang curam dan dalam, harus
benar benar fokus tidak boleh lengah sedetik atau sesenti pun apalagi sampai lengah ataupun blank sepanjang
5 detik (5 cm) karena resiko bahaya senantiasa mengintai disepanjang lintasan,
sehingga tidak berlebihan bila lintasan ini dinamakan Track 5 Cm, nama ini bukan
sekedar disematkan dengan mendompleng popularitas salah satu Film Nasional yang
juga mengambil setting lokasi di TNBTS.
Kalau dicermati
video accident dari salah satu DPC Malang, Ko Budianto Wiyono di stage sebelum dan sesudah Gunung/Bukit Kembang (2
kali accident), jelas Yang bersangkutan sempat tidak focus sekian detik lalu
tersadar roda depan sudah berjarak sekian cm dari bibir jurang kemudian dengan
reflek melakukan pengereman mendadak, mungkin rem depan lebih dominan sehingga
badan terlempar ke depan dan kuda gowes jatuh kesamping kanan kearah jurang.
Setelah turunan Single Track Tanah Vulkanik yang padat kita memasuki pertigaan
Puncaksari dimana kalau ambil jalur kekiri menuju Lumbang dan kanan menuju Desa
Sapikerep dengan melewati Dusun Pusung Malang lalu Dusun Ngeloh dengan kontur Turunan
Makadam dan bongkahan batu yang sebagian lepas dari tatanan ditambah lubang
lubang ditengah makadam, batu batu yang lepas sebesar sekepalan tangan setelah
dilewati roda depan biasanya beterbangan hingga menimbulkan suara benturan yang
keras baik dengan Frame, Crank, Chain Stay, RD maupun Rim belakang dan Spokenya
sehingga menjadi tantangan tersendiri meluncur di lintasan semacam ini apalagi
kalo beriringan satu dengan lainnya, maka Rider yang dibelakang harus lebih extra
hati hati mengantisipasi batu batu melayang ke arahnya, dibutuhkan stamina yang
prima, fokus, pegangan tangan yang kuat untuk handling dan meredam getaran juga
tumpuan kaki yang kuat untuk berdiri diatas kuda gowes agar balancing tetap
terjaga.
Diperbatasan sebelum masuk Dusun
Ngeteh kami semua beristirahat mengatur nafas
dan melemaskan tangan serta kaki setelah diguncang sepanjang 4 Km
Lintasan Makadam, kami beristirahat di salah satu Rumah Penduduk Dusun Ngeloh yang
saat itu pemilik rumah sedang panen Wortel, beberapa dari kami bahkan sempet
mencicipi Wortel segar serta Teh Hangat bikinan Anak Perawan tuan rumah,
setelah mencicipi beberapa teguk teh hangat bikinan pemilik pipi kemerah
merahan rasanya tenaga dan semangat refresh kembali dan ini dirasakan hampir
semua peserta ketjuali mereka yang biasa bergaul dengan para Roji dan RD Steer
Bunder hanya merasakan biasa biasa saja (BBS kata P. Nong Klenong).
Setelah puas menikmati teh dan menatap pipi kemerah merahan dianjutkan
melintasi track yang sama, makadam dengan batu yang lepas mulai dari Dusun
Ngeteh Desa Sapikerep hingga mencapai pertigaan Raya Sukapura sejauh 4 Km lagi,
sehingga total lintasan makadam kurang lebih 8 km.
Di Lintasan ini team BMC sempat meng-overlap
team POMAD V/3 Malang yang sebelumnya mereka jauh mendahului di depan, sebagian
besar kuda gowes team POMAD menggunakan Hardtail makanya dilintasan makadam
mereka tidak bisa fullspeed.
Sampai di Warung Bu Fatimah kira kira jam 14:00, pada awalnya sebagian
merasa bingung karena warungnya telah direnovasi dengan tampilan gedung baru dan
lebih kaget lagi adalah Kendaraan Loading yang sudah terparkir di sekitar
warung dengan menghadap ke Utara dalam kondisi berdebu, usut punya usut ternyata
setelah mengantar ke titik start Penanjakan kendaraan loading tidak kembali ke
Wonokitri lalu turun ke Pasuruan di lanjut Tongas sebagaimana instruksi sebelumnya
namun mereka para Driver memilih jalan by pass turun melalui Lautan Pasir Bromo
padahal status Siaga Bromo belum dicabut dan area lautan pasir steril dari
aktivitas manusia, lho koq bisa ke lautan Pasir....? kenyataannya bisa...., itu karena dalam
rombongan kendaraan loading ada kendaraan PATWAL POMAD sehingga petugas TNBTS
meloloskan mereka melintasi Lautan Pasir menyebrang ke Cemoro Lawang lalu ke
Sukapura.
Puas mengisi BBM Kampung Tengah dengan menu Prasmanan ala Bu Fatimah,
tepat jam 14:55 Team BMC yang terdiri atas DPP Markaz Bogem Jombang, DPC Pare,
DPC Sumurwelut dan DPC Menganti melanjutkan Gobar ke Masjid Ar Royyaan di Jalan
Raya Tongas Probolinggo dengan track Turunan Aspal mulus sejauh 26 Km, lintasan
sejauh ini ditempuh dalam waktu 30 menit dan tepat 15:30 BMC finish di Masjid
Ar Royyaan Tongas, setelah membersihkan badan lalu Shalat Jamak Qashar Ta’khir
kami balik pulang.....
Terima kasih kepada DPC Prolink yang mengantar kami menikmati
kebesaran Allah disepanjang lintasan Gobar kali ini juga terima kasih pada Team DENPOMAD V/3 Malang, sampai jumpa dalam Gobar mendatang.....
Salam,
GS