Kendati aktivitas
kegempaan Gunung Bromo meningkat sejak 30 Oktober 2015 hingga status keamanannya menjadi level
waspada dan para Wisatawan dilarang mendekat ke Kawah Bromo dengan radius aman
1 kilo meter, apata lagi pada Kamis sore 12 November 2015 berdasarkan hasil
pantauan Petugas, gempa tremor amplitudo mengalami peningkatan tercatat
mencapai 3 milimeter, namun kesemua itu tidaklah menjadi aral untuk menyurutkan
langkah BMC pada 15 Nopember 2015 meng-eksplore Track AM : Penanjakan – Puspo yang masih dalam kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
View Bromo dari Penanjakan |
Pada awalnya kami
hanya bertiga hadir dalam Trans Penanjakan-Puspo ini dengan komitmen berangkat
sebelum Adzan Subuh berkumandang, baik dari Bogem sebagai Markaz DPP (2 orang)
maupun dari Sumurwelut dengan titik pertemuan di Pungging –yaitu nama salah satu kecamatan di Mojokerto yang
sekarang menjadi buah bibir dikalangan BMC members- dan tepat setelah Shalat Subuh kami bertiga dari Masjid Pungging meluncur
menuju Penanjakan yang berjarak ratusan kilo meter dari tempat tinggal masing
masing dan sebelumnya kami tidak mengetahui jikalau DPC Lumajang juga hadir
dalam gelaran tersebut sampai kami baca status FBnya yang meng-update persiapan
berangkat ke Penanjakan, baru setelah itu kami mafhum.
Trio BMC |
Dalam perjalanan
antara Apolo menuju bekas Exit Tol Gempol kami dikejutkan oleh 2 orang AKAMSI
(Anak Kampung Sekitar situ) berboncengan dengan motor butut tanpa lampu dan
sign dengan seenaknya tanpa melihat kendaraan lain menyeberang ambil lajur
kanan tanpa memberi sign sehingga yang dibelakangnya sempat sedikit gelagapan
dan panik, untung saja Ostadz sang Driver Triton D-Cab saat itu dengan cekatan
mengerem dan mengantisipasi arah laju motor
Akamsi tersebut sehingga terhindarlah kami dari apa yang biasa disebut Accident.
Kepolo Pusat Markaz BMC Bogem Jombang |
Sepanjang Perjalanan
Bangil hingga ke Penanjakan kami tidak ada hambatan dan kendaraan melaju dengan
kencangnya, sampai di Penanjakan tepat 06.40, setelah unloading kuda gowes lalu
memakai jersey, accecories maupun peralatan safety (protector) dan sembari
menunggu peserta lain kami manfaatkan waktu berselfie ria dengan background
view lukisan alam dari Sang Maha Pencipta yaitu hamparan Gunung Batok, Gunung
Bromo, Gunung Widodaren dan nun jauh dibelakangnya tersembul puncak Mahameru
dengan kepulan asap dari kepundan Nirwana
Saloka membuat hasil jepretan seolah kita sedang ditengah keindahan Swarga Loka, dan inilah salah satu kemukjizatan Jawa Dwipa, tanah air tercinta.
Swarga Loka di Jawa dwipa |
Briefing dan Do'a |
Track offroad dengan
perbandingan turunan mencapai 90% dan tanjakan yang hanya 10% sahaja berupa
tanah vulkanik berpasir namun sedikit berdebu karena beberapa hari sebelum
gelaran sempat diguyur hujan beberapa kali sehingga membikin track menjadi
padat tapi masih terasa empuk dilalui, sesekali yang bikin agak ngeri disaat sisi
kanan berupa tebing batu yang keras dan sedikit menjulur kearah lintasan pada
bagian atas kepala yang kadang kalau tidak cekatan menghindar helm bisa
bersentuhan dengan diding tebing dan disisi kiri adalah jurang atau lembah yang
dalam dengan kemiringan yang bisa menghempaskan tubuh hingga ke dasar bila
jatuh kearah kiri.
Collosus melibas segala medan dan obstacle......Wuzzzzz |
Untuk track yang
mendekati perkampungan warga biasanya berupa jalur Makadam yang lebih lebar,
dijalur ini biasanya para rider yang mengendarai Kuda Gowes bersuspensi tunggal
(Fork Depan saja) harus berjuang lebih extra dalam meredam getaran, kedua
lengan dan kaki harus bisa menjadi suspensi extra, kedua kaki harus selevel dan
sedikit ditekuk sedang kedua tangan juga harus sedikit ditekuk, tidak boleh
lurus dan kaku dalam memegang handle bar.
Prosotan Passion |
Track Penanjakan –
Puspo dengan jarak lintasan 24 Km ini memang agak extreme sehingga dibutuhkan
technical skill level intermediate dan nyali yang lebih berani untuk menikmati
turunan dan kelokan berm berm (U Turn) alami dan liar, sejatinya Track ini
pernah diexplore beberapa tahun lalu oleh Translibas namun jalur kali ini
berbeda sama sekali, kalau dulu finish di Pasar Puspo namun kali ini di Bumi Perkemahan
Puspo yang letaknya jauh dari pemukiman warga dan dibutuhkan kendaraan loading yang
prima untuk mencapai titik ini guna menjemput , untuk kendaraan jenis sedan
jangan sekali kali dipaksakan masuk karena gardan pasti berbenturan dengan batu
batu disepanjang jalan akses yang masih berupa jalan makadam.
si Santi emang empuk.... |
Disepanjang lintasan
banyak spot spot exotis yang bisa diabadikan namun karena lintasan kebanyakan berupa
turunan maka banyak view yang terlewatkan, pilihannya adalah apakah menikmati
turunan ataukah mengabadikan panorama lukisan alam yang mungkin saja tidak
dapat terulang…… satu dari dua pilihan yang sulit ini terpaksa harus kita
tentukan, kadang ditengah menikmati turunan harus mengerem laju sepeda untuk
ambil angel/spot yang menantang dan bahkan kebanyakan kita langsung lewatkan
keindahan panorama itu begicu sahaja namun setelah usai selesai baru tersadar
dan menyesal.
Finish di Bumi Perkemahan Puspo |
Akhirnya, kami
sampaikan Terima kasih yang tak terhingga kepada Team Translibas yang telah dengan
susah payah menggelar event Penanjakan – Puspo mulai dari survey hingga
terlaksananya dengan lancer dan sukses, semoga event berikutnya lebih dahsyat
lagi…..
Salam,
GS