18 November 2015

TRANSLIBAS PENANJAKAN – PUSPO, 15/11/2015

Kendati aktivitas kegempaan Gunung Bromo meningkat sejak 30 Oktober 2015 hingga status keamanannya menjadi level waspada dan para Wisatawan dilarang mendekat ke Kawah Bromo dengan radius aman 1 kilo meter, apata lagi pada Kamis sore 12 November 2015 berdasarkan hasil pantauan Petugas, gempa tremor amplitudo mengalami peningkatan tercatat mencapai 3 milimeter, namun kesemua itu tidaklah menjadi aral untuk menyurutkan langkah BMC pada 15 Nopember 2015 meng-eksplore Track AM : Penanjakan – Puspo yang masih dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

View Bromo dari Penanjakan
Team BMC yang hadir dalam Trans Penanjakan – Puspo terdiri hanya 4 Orang sahaja dan mereka ini memang benar benar anggota pilihan, berdedikasi, loyalitas tinggi, berkomitmen teguh, penantang nyali dan adrenaline dan yang jelas anti nGaprettttttttttt……………..!!!!!!, mereka ini diantaranya : Kepolo Pusat Markaz DPP (Moh. Nasir sang Ostadz), DPC Martabak (Mart  Bobby) DPC Sumurwelut (George Sugeng sang Muallap, Guru Pramuka dan Pelatih Menembak) serta DPC Lumajang.(Yusuf Hasyim sang Pakar AC).
Pada awalnya kami hanya bertiga hadir dalam Trans Penanjakan-Puspo ini dengan komitmen berangkat sebelum Adzan Subuh berkumandang, baik dari Bogem sebagai Markaz DPP (2 orang) maupun dari Sumurwelut dengan titik pertemuan di Pungging –yaitu nama salah satu kecamatan di Mojokerto yang sekarang menjadi buah bibir dikalangan BMC members-  dan tepat setelah Shalat Subuh  kami bertiga dari Masjid Pungging meluncur menuju Penanjakan yang berjarak ratusan kilo meter dari tempat tinggal masing masing dan sebelumnya kami tidak mengetahui jikalau DPC Lumajang juga hadir dalam gelaran tersebut sampai kami baca status FBnya yang meng-update persiapan berangkat ke Penanjakan, baru setelah itu kami mafhum.
Trio BMC 
Dalam perjalanan antara Apolo menuju bekas Exit Tol Gempol kami dikejutkan oleh 2 orang AKAMSI (Anak Kampung Sekitar situ) berboncengan dengan motor butut tanpa lampu dan sign dengan seenaknya tanpa melihat kendaraan lain menyeberang ambil lajur kanan tanpa memberi sign sehingga yang dibelakangnya sempat sedikit gelagapan dan panik, untung saja Ostadz sang Driver Triton D-Cab saat itu dengan cekatan mengerem dan mengantisipasi arah laju motor  Akamsi tersebut sehingga terhindarlah kami dari apa yang biasa disebut Accident.
Kepolo Pusat Markaz BMC Bogem Jombang
Sepanjang Perjalanan Bangil hingga ke Penanjakan kami tidak ada hambatan dan kendaraan melaju dengan kencangnya, sampai di Penanjakan tepat 06.40, setelah unloading kuda gowes lalu memakai jersey, accecories maupun peralatan safety (protector) dan sembari menunggu peserta lain kami manfaatkan waktu berselfie ria dengan background view lukisan alam dari Sang Maha Pencipta yaitu hamparan Gunung Batok, Gunung Bromo, Gunung Widodaren dan nun jauh dibelakangnya tersembul puncak Mahameru dengan kepulan asap dari kepundan Nirwana Saloka membuat hasil jepretan seolah kita sedang ditengah keindahan Swarga Loka, dan inilah salah satu kemukjizatan Jawa Dwipa, tanah air tercinta.
Swarga Loka di Jawa dwipa
 Setelah melalui Briefing oleh pak Drg. Surdiyanto lalu dilanjut Do’a mohon keselamatan selama perjalanan dalam meng-explore track prosotan yang cukup lumajan extreme (Gravity Enduro) maka tepat 08:35 mulai start berangkat, cuaca sangat cerah namun karena ketinggian mencapai 2500 mdpl maka cerahnya sang Surya tidak terasa panas di kulit lengan yang tidak tercover oleh jersey, maklum jersey dalam gelaran ini panjangnya dibikin ukuran ¾ dari lengan actual, kontur track Penanjakan – Puspo adalah turunan panjang dengan sesekali menanjak karena harus beralih dari satu bukit ke bukit lainnya, setelah menyebrang sungai yang kebanyakan kering maka dipastikan akan menaiki bukit untuk kemudian turunan yang panjang melalui punggung bukit dimana sisi kiri dan kanan adalah lereng curam lagi dalam dengan kemiringan yang bisa bikin adrenaline terpompa, berdebar dan bergelora laksana sepasang kekasih memainkan tarian kasih asmara.
Briefing dan Do'a
Track offroad dengan perbandingan turunan mencapai 90% dan tanjakan yang hanya 10% sahaja berupa tanah vulkanik berpasir namun sedikit berdebu karena beberapa hari sebelum gelaran sempat diguyur hujan beberapa kali sehingga membikin track menjadi padat tapi masih terasa empuk dilalui, sesekali yang bikin agak ngeri disaat sisi kanan berupa tebing batu yang keras dan sedikit menjulur kearah lintasan pada bagian atas kepala yang kadang kalau tidak cekatan menghindar helm bisa bersentuhan dengan diding tebing dan disisi kiri adalah jurang atau lembah yang dalam dengan kemiringan yang bisa menghempaskan tubuh hingga ke dasar bila jatuh kearah kiri.
Collosus melibas segala medan dan obstacle......Wuzzzzz
Untuk track yang mendekati perkampungan warga biasanya berupa jalur Makadam yang lebih lebar, dijalur ini biasanya para rider yang mengendarai Kuda Gowes bersuspensi tunggal (Fork Depan saja) harus berjuang lebih extra dalam meredam getaran, kedua lengan dan kaki harus bisa menjadi suspensi extra, kedua kaki harus selevel dan sedikit ditekuk sedang kedua tangan juga harus sedikit ditekuk, tidak boleh lurus dan kaku  dalam memegang handle bar.
Prosotan Passion 
Track Penanjakan – Puspo dengan jarak lintasan 24 Km ini memang agak extreme sehingga dibutuhkan technical skill level intermediate dan nyali yang lebih berani untuk menikmati turunan dan kelokan berm berm (U Turn) alami dan liar, sejatinya Track ini pernah diexplore beberapa tahun lalu oleh Translibas namun jalur kali ini berbeda sama sekali, kalau dulu finish di Pasar Puspo namun kali ini di Bumi Perkemahan Puspo yang letaknya jauh dari pemukiman warga dan dibutuhkan kendaraan loading yang prima untuk mencapai titik ini guna menjemput , untuk kendaraan jenis sedan jangan sekali kali dipaksakan masuk karena gardan pasti berbenturan dengan batu batu disepanjang jalan akses yang masih berupa jalan makadam.

si Santi emang empuk....
Disepanjang lintasan banyak spot spot exotis yang bisa diabadikan namun karena lintasan kebanyakan berupa turunan maka banyak view yang terlewatkan, pilihannya adalah apakah menikmati turunan ataukah mengabadikan panorama lukisan alam yang mungkin saja tidak dapat terulang…… satu dari dua pilihan yang sulit ini terpaksa harus kita tentukan, kadang ditengah menikmati turunan harus mengerem laju sepeda untuk ambil angel/spot yang menantang dan bahkan kebanyakan kita langsung lewatkan keindahan panorama itu begicu sahaja namun setelah usai selesai baru tersadar dan menyesal.
Finish di Bumi Perkemahan Puspo
Akhirnya, kami sampaikan Terima kasih yang tak terhingga kepada Team Translibas yang telah dengan susah payah menggelar event Penanjakan – Puspo mulai dari survey hingga terlaksananya dengan lancer dan sukses, semoga event berikutnya lebih dahsyat lagi…..

Salam,

GS